Daerah Rabu, 16 Maret 2022 | 17:03

Rela Daki Gunung, Warga Aceh Dihebohkan Penampakan Beruang Madu

Lihat Foto Rela Daki Gunung, Warga Aceh Dihebohkan Penampakan Beruang Madu Seekor beruang madu pingsan karena biusan di Aceh Barat Daya. Foto: Opsi/Syamsurizal.

Aceh Barat Daya - Warga Desa Cinta Makmur, Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dihebohkan dengan penampakan seekor beruang madu berjenis kelamin laki-laki.

Binatang yang masuk apendik 1 atau hewan yang tergolong terancam punah ini bisa dilihat langsung oleh warga lantaran terjerat ranjau babi di pegunungan Desa Cinta Makmur, Kecamatan Setia, atau tepatnya di kebun sawit warga.

Pantauan Opsi, setelah mengetahui informasi beruang madu terjerat ranjau, masyarakat kemudian berbondong-bondong ke lokasi untuk melihat langsung.

Kehadiran warga yang tidak bisa dibendung ini juga sempat membuat tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mendapat sedikit hambatan untuk melakukan pembiusan. Sebab, warga terus mendekat untuk melihat langsung binatang ini.

Meski medan terjal harus dilewati untuk sampai ke lokasi jeratan. Namun, tetap saja warga mendakinya karena rasa penasaran. Beruang madu ini beberapa kali sempat membuat kaget warga setempat. Dia sempat berpindah lokasi atau berhasil menarik jeratan hingga beberapa ratus meter dan sesekali mengaung.

Butuh sekira 1 jam lebih bagi tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melakukan evakuasi, yakni dengan cara menembak bius. Setelah dipastikan beruang madu tidak sadar, tim kemudian melepas jerat dari tangan kanan beruang ini.

Dibantu warga, hewan ini kemudian dibawa turun ke sekitar perkebunan warga atau dekat perkampungan untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam kerangkeng besi untuk dievakuasi dan dipastikan kesehatannya.

Pj Kepala Desa Nonnaktif Junaidi menjelaskan, pihaknya mengetahui beruang madu itu terjerat sekira pukul 3.00 WIB pagi. 

"Dia mengaung ketika terjerat. Kami pikir kijang yang terjerat. Ketika sudah pagi dan kami melihat langsung barulah kami tahu itu beruang," kata Junaidi di lokasi, Rabu, 16 Maret 2022.

Dia berkata, di lokasi memang sejak hampir setahun terakhir dipasang jerat babi oleh orang Nias Sumatra Utara (Sumut) untuk dijual ketika terjerat. Katanya, warga pemilik kebun daerah itu mengeluhkan banyaknya hama babi hutan.

"Jerat babi, ini dipasang orang Nias, babi sering terjerat karena sudah sangat mengganggu dan memang keinginan masyarakat pemilik kebun," ucapnya.

"Kami saat itu langsung menghubungi pihak terkait, dan datang tim evakuasi," ucapnya menambahkan. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya