Daerah Sabtu, 17 September 2022 | 12:09

Siaga III, Erupsi Gunung Ili Lewotolok di Lembata NTT Meningkat

Lihat Foto Siaga III, Erupsi Gunung Ili Lewotolok di Lembata NTT Meningkat Gunung Api Ile Lewotolok Lembata, NTT (Satu-indonesia.com)

Jakarta - Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan aktivitas erupsi gunung api tersebut aktif dalam sepekan terakhir.

“Aktivitas letusannya mulai aktif lagi sampai pagi tadi masih ada letusan,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok Stanis Ara Kian kepada wartawan, dikutip Sabtu, 17 September 2022.

Ia menjelaskan, meningkatnya aktivitas letusan disertai erupsi gunung api itu mulai terlihat sejak Kamis, 15 September 2022 hingga Sabtu, 17 September 2022.

Pada Kamis lalu erupsi terjadi dengan letusan mencapai ketinggian 700 meter di atas permukaan gunung.

Pada Jumat, 16 September 2022 kemarin, justru terjadi erupsi yang lebih besar dengan ketinggian abu vulkanik mencapai kurang lebih 1.500 meter.

“Kemudian pagi tadi sekitar pukul 09.00 wita terjadi lagi erupsi dengan ketinggian abu mencapai 1.000 meter di atas puncak gunung atau kurang lebih 2.423 meter di permukaan laut,” ucapnya.

Ilustrasi - Gunung Ili Lewotolok. (foto: Nusapedia.com).

Kata Stanis, lontaran-lontaran material vulkanik sempat membakar vegetasi atau pohon-pohon yang ada di sekitar puncak gunung tersebut.

"Sampai saat ini status dari gunung ini masih berstatus siaga atau Level III,” ujarnya.

Karena itu pihaknya mengeluarkan beberapa rekomendasi, yakni dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), masyarakat di sekitar gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung atau pendaki atau wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak atau kawah, radius 3,5 km untuk sektor Tenggara, radius 4 km untuk sektor Timur dan Timur Laut.

"Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok," tutur Stanis.

Di samping itu, mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, maka masyarakat yang berada di sekitar gunung Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. [Antara]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya