Jakarta - Tim Pemburu Stunting (TPS), Tim Kampanye Nasional Pemilih Muda (TKN Fanta) Prabowo-Gibran bergerak masif.
Kali ini mereka mendatangi warga Tarakan dan Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) untuk memberikan edukasi pentingnya pencegahan terhadap stunting.
Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan mengatakan, TPS TKN Fanta memang ditugasi melakukan kegiatan edukasi dan memberikan bantuan nutrisi kepada masyarakat sebagai bentuk pencegahan terjadinya stunting.
"TPS Tim Fanta akan berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia untuk mengajak seluruh elemen masyarakat bersama-sama mengentaskan stunting hingga tak ada lagi kasusnya di negara kita," kata Arief Rosyid Hasan dalam siaran persnya, Minggu, 28 Januari 2024.
Tak hanya di daerah yang mudah terjangkau, TPS TKN Fanta juga menyambangi daerah-daerah perbatasan, seperti Tarakan dan Nunukan, Kalimantan Utara.
"Di Tarakan dan Nunukan, kami diwakili oleh Sinda Sutadisastra, beliau Wakil Koordinator TPS TKN Fanta Prabowo-Gibran," ujar Arief Rosyid Hasan.
Wakil Koordinator TPS TKN Fanta, Sinda Sutadisastra mengatakan, pihaknya telah memiliki data daerah mana saja di Kalimantan Utara yang harus diedukasi dan diberikan bantuan untuk mencegah anak-anaknya mengidap stunting.
"Pekan depan kami berencana akan datang ke daerah-daerah tersebut, diantaranya Pulau Bunyu yang berada di Kabupaten Bulungan," ucap Sinda Sutadisastra.
Dia mengungkapkan, faktor yang menyebabkan masih ditemukannya kasus stunting di Indonesia karena ketidaktahuan masyarakat.
Menurut dia, perlu adanya kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat agar dapat menuntaskan persoalan ini.
"Kita tidak boleh lepas tangan, menyerahkan penyelesaian persoalan stunting kepada pemerintah dan kader PKK saja. Kita harus berkolaborasi dengan mereka," ucapnya.
"Ke depannya kami dari TPS TKN Fanta akan membuat program untuk mempercepat penanganan stunting," sambung Sinda.
Sinda menegaskan, kehadiran TPS Tim Fanta Prabowo-Gibran di tengah masyarakat Tarakan dan Nunukan juga sebagai bentuk dukungan dan memberikan apresiasi kepada Gubernur Kalimantan Utara Zaina A Paliwang yang concern terhadap program menurunkan anak penderita stunting di provinsi tersebut.
Menurut dia, akan sulit mewujudkan Indonesia Emas 2045, maka tantangan yang harus dijawab adalah pengentasan kasus stunting.
"Ada tiga hal yang merugikan anak-anak penderita stunting.
Tidak hanya pertumbuhan mereka yang terhambat, tapi juga kecerdasan dan sering sakit-sakitan," ungkap Sinda Sutadisastra. []