Pilihan Sabtu, 28 Mei 2022 | 12:05

Ada 6 Bangunan Mangkrak di Siantar, Salah Satunya Tugu Sang Naualuh Damanik

Lihat Foto Ada 6 Bangunan Mangkrak di Siantar, Salah Satunya Tugu Sang Naualuh Damanik Wakil Wali Kota sekaligus Pj Wali Kota Pematangsiantar Susanti Dewayani. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Pematangsiantar - Bangunan mangkrak bukan sebuah destinasi pariwisata. Dia merupakan produk buruk dari sebuah manajemen penganggaran uang rakyat oleh pemimpin atau penguasa. Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara, memiliki sejumlah bangunan mangkrak.

Bangunan mangkrak adalah bangunan yang konstruksinya berhenti di tengah jalan atau tidak pernah dimulai. 

Bangunan mangkrak juga mengacu pada bangunan yang saat ini sedang dibangun, khususnya bangunan yang pembangunannya tertunda atau berlangsung sangat lambat.

Nah, ada sedikitnya 6 bangunan mangkrak di Kota Pematangsiantar, yang sumber pendanaannya berasal dari APBD atau melibatkan Pemerintah Kota Pematangsiantar sebagai pemilik.

Mana saja itu? Dilansir dari berbagai sumber, ayo kita cek satu demi satu.

1. Stadion Sang Naualuh

Bangunan ini berada di Kelurahan Sukadame, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar. Stadion yang dulunya kebanggaan warga Kota Pematangsiantar ini praktis tak bisa digunakan. 

Stadion Sang Naualuh. (Foto: Ist)

Mulai dari lapangan rumput yang rusak, tribun yang tak tuntas renovasi, dan tembok stadion yang sudah roboh di beberapa titik.

Stadion ini mulai direhabilitasi sejak 2017 lalu. Pemerintah Kota Pematangsiantar mengalokasikan dana Rp 9,9 miliar dari APBD saat itu. 

Dalam perkembangan selanjutnya, pemerintah setempat terus menggelontorkan dana miliaran untuk memperbaiki kondisi stadion. 

Tapi sampai tulisan ini turun, stadion menjadi sarang `hantu`. Rumput dan ilalang tinggi menjulang di sejumlah lokasi. 

Bahkan beberapa material bangunan, termasuk besi-besi tribun pun sudah dicuri oleh maling.

2. Gedung Olahraga (GOR) Jalan Merdeka

Lokasinya di Jalan Merdeka, Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Siantar Timur. Di gedung ini banyak sejarah tercipta.

Mulai dari tokoh olahraga, artis kenamaan Indonesia, sampai atlet terbaik pernah menggunakan gedung milik Pemko Pematangsiantar ini untuk pertandingan olahraga atau konser musik.

Gedung Olahraga (GOR) Pematangsiantar. (Foto: Ist)

Cat bangunan sisi luar sudah menua, hitam, dan kumuh. Rumput dan pohon pun sudah tumbuh di atap bangunan yang bersebelahan dengan SMP Negeri 1 Pematangsiantar itu.

Kabar terakhir, Wali Kota Pematangsiantar di masa Hefriansyah, persisnya 2020 lalu, mencoba mengajak investor dari Jakarta untuk mengelola gedung ini. 

Kabarnya akan dijadikan pusat bisnis dan olahraga. Modelnya Pola Bangun Guna Serah (BGS) terhadap pihak swasta. Tapi sampai saat ini bangunan tak juga ada tanda-tanda akan dimulai pembangunan. 

3. Eks Terminal Sukadame

Dulunya merupakan sentra bus antar kota dan antar provinsi untuk singgah dan beroperasi dari terminal ini. 

Lokasinya strategis, pinggir Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Sukadame, Kecamatan Siantar Utara.

Sub Terminal Agribisnis Sukadame. (Foto: Ist)

Berada di perlintasan segitiga. Bisa menjadi lokasi perhentian jika dari Medan menuju Danau Toba, dan juga ke kawasan Sumatra Timur.

Terminal ini dinonaktifkan, karena dibangun Terminal Horas di Tanjung Pinggir. Kini eks Terminal Sukadame menjadi Sub Terminal Agribisnis (STA).

Tapi lihatlah ke dalam, kondisi pelataran dulunya beraspal kini rusak dan hancur. Bangunan yang ada di tengah juga tak terurus. Kalau malam, seram. 

Pedagang sayur mayur malam justru menggunakan jalan raya untuk bertransaksi, persisnya di Jalan TB Simatupang dan Jalan Sisingamangaraja. 

Banyak kios mengitari eks terminal ini. Dibangun di era Wali Kota Hulman Sitorus 2010-2015, kondisi banyak kosong dan rusak tak terurus.

4. Terminal Tipe A Tanjung Pinggir

Lokasinya berada di Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba. Dulu dibangun tahun 2003 untuk dikelola Pemko Pematangsiantar.

Namun sejak 2017, terminal itu diambil alih Kementerian Perhubungan. Kondisi bangunan sebelum dikelola Kemenhub tak kalah buruknya. 

Terminal Tanjung Pinggir. (Foto: Ist)

Selain karena tak pernah berhasil digunakan sebagai terminal, lokasinya menjadi sarang tindakan negatif terutama di malam hari.

Kabar terakhir, Kemenhub mengalokasikan dana proyek pembangunan Terminal Tipe A ini sebesar Rp 46 miliar, mulai pengerjaan Desember 2020 lalu.

5. Pasar Melanthon Siregar

Lokasinya berada di pinggir Jalan Melanthon Siregar, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Siantar Marihat. Lahannya dulu adalah rumah potong milik Pemko Pematangsiantar.

Rencananya akan dibangun tahun 2015 oleh Perusahaan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha (PD PAUS), sebuah BUMD milik Pemko Pematangsiantar bentukan Wali Kota Hulman Sitorus.

Pasar Melanthon Siregar. (Foto: Ist)

Semula pasar akan dibangun di lahan seluas 12.681 meter persegi dan luas gedung 16.800 meter persegi.

Tapi sampai hari ini, bangunan itu tak kunjung muncul. Sejumlah investor sudah didatangkan dan berdiri bangunan di sana. Tapi sampai saat ini tak juga tuntas, apalagi digunakan. 

Banyak warga sudah kadung menyetor uang untuk mengkapling kios di sana, duitnya raib tak jelas. Kondisi bangunan, tak terurus dan teronggok alias tak berguna.

6. Tugu Raja Siantar

Kota Pematangsiantar pendirinya adalah Raja Sang Naualuh Damanik alias Raja Siantar. Rencananya tugu sang raja dibangun sebagai momentum atau peringatan akan jasanya.

Sang Raja dimakamkan di Bengkalis. Di masa kolonial Belanda, raja dibuang ke sana karena tak mau tunduk ke penjajah.

Lokasi pembangunan Tugu Raja Siantar di Lapangan Haji Adam Malik. (Foto: isiantar)

Pembuatan patungnya pun digagas sejak 2010 oleh Wali Kota Hulman Sitorus. Sayembara lomba lukis Tugu Raja Sang Naualuh dilaksanakan pada Desember 2011 dan lukisan pemenangnya, Robinson Damanik, menjadi desain awal tugu dimaksud. 

Peletakan batu pertama tugu dilaksanakan pada 27 April 2012 di pertigaan Jalan Sutomo, Jalan Asahan (Jalan Sang Naualuh), dan Jalan Pattimura.

Namun pembangunan terhenti, bahkan lokasi tugu kemudian direncanakan akan dipindahkan ke Taman Bunga atau Lapangan Merdeka.

Pada 2016, diputuskan tugu dibangun di pintu utama Lapangan Haji Adam Malik menghadap ke Jalan Merdeka.

Pada 10 November 2018 lalu, masa Wali Kota Hefriansyah meletakkan batu pertama pembangunan di pintu masuk Lapangan Haji Adam Malik.

Protes dari warga datang. Mereka berdemo, mendesak wali kota tugu jangan dibangun di lokasi itu. Meski sudah sempat proses pembangunan, akhirnya pembangunan tugu sang raja terhenti.

Sampai 2022, di lokasi itu masih ada sisa pondasi tugu, menjadi sejarah mangkraknya bangunan tugu Raja Siantar. Itulah beberapa bagian bangunan mangkrak di kota kelahiran Haji Adam Malik Batubara ini. [] 

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya