Jakarta - Anggota Komisi I DPR Fadli Zon membantah tuduhan pegiat sosial media Eko Kuntadhi, yang menudingnya telah mendanai gerakan teroris melalui organisasi Hilal Anhar.
Politikus Gerindra itu mengaku mengikuti perkembangan informasi beberapa waktu belakangan ini yang mengaitkannya dengan gerakan teroris. Bagi Fadli, kegaduhan ini dimulai dari kicauan Eko Kuntadhi yang tidak lain adalah seorang pendengung atau buzzer.
"Saya mengikuti beberapa berita, yang dimulai dari cuitan seorang buzzer, yang isinya mengaitkan seolah-olah saya punya kaitan dengan seorang terduga teroris yang baru saja ditangkap Densus 88, hanya karena sebuah foto lama tahun 2015," kicau @fadlizon, dikutip Opsi, Kamis, 17 Maret 2022.
Baca juga: Fadli Zon: Krisis Minyak Goreng Memalukan Wajah Indonesia di Presidensi G20
Fadli menuturkan, sebagai Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Korpolkam, 2014-2019), setiap hari dirinya menerima berbagai delegasi bahkan hingga puluhan orang.
"Delegasi masyarakat yang saya terima mewakili berbagai spektrum golongan dan kepentingan, baik untuk keperluan audiensi, penerimaan pengaduan, maupun courtesy call," katanya.
Fadli menjelaskan, sebagai wakil rakyat, dirinya mengaku selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apapun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya.
"Itu adalah bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI," ujarnya.
Baca juga: Fadli Zon ke Menag Yaqut: Pejabat Gaduh, Urus Haji Umroh Saja Tak Becus!
Sebagai catatan, kata dia, semua dana yang tertera dalam simbol (USD 20,000) adalah dana yang dikumpulkan oleh Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) dari masyarakat Indonesia. Fadli membantah pemelesetan narasi foto yang diunggah oleh Eko Kuntadhi.
"Bukan sumbangan pribadi saya atau Saudara Fahri Hamzah," kata dia.
Lantas Fadli menyebut, upaya Eko Kuntadhi yang mengait-ngaitkannya dengan terduga teroris adalah fitnah belaka. Sama halnya jika ada yang mengaitkan Presiden Joko Widodo berkaitan dengan gerakan terorisme hanya karena bertemu Farid Okbah.
"Secara politik, saya menganggap ini adalah fitnah yang kotor, sama seperti kalau ada orang yang mencoba mengaitkan Presiden @jokowi dengan terorisme hanya karena pernah menerima terduga teroris Farid Okbah di Istana," katanya.
Sebagai informasi, pada 29 Juni 2020 Farid Okbah pernah diterima Presiden Jokowi di Istana. Pada tanggal 16 November 2021, Farid Okbah ditangkap oleh Densus 88 sebagai terduga teroris.
"Apakah dua peristiwa yang berlainan itu bisa dikait-kaitkan? Penjelasan ini saya buat untuk menepis fitnah sejumlah orang yang secara insinuatif berusaha memutarbalikkan dukungan saya terhadap aksi kemanusiaan seolah adalah bentuk dukungan terhadap terorisme. Itu fitnah yang sangat kotor dan keji sekali," kata Fadli Zon. []