Pilihan Minggu, 26 Juni 2022 | 15:06

Bukit Doa Lembata Menghadap Gunung Boleng, Tertinggi di Dunia

Lihat Foto Bukit Doa Lembata Menghadap Gunung Boleng, Tertinggi di Dunia Bukit Doa Lembata, NTT. (Foto: lembatakab.go,id)
Editor: Tigor Munte

Lembata - Di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, berdiri megah dan indah sebuah bukit doa. 

Disebut Bukit Doa Watomiten, terletak di Desa Bour, Kecamatan Nubatukan. Bukit doa yang menghadap laut di depan Gunung Boleng, Pulau Adonara. 

Di sana bisa kita lihat Patung Bunda Maria Segala Bangsa setinggi tujuh meter ditambah tinggi pangkuan beton empat meter sehingga secara keseluruhan menjadi 11 meter. 

Mulai dibangun pada 18 Mei 2013 di atas lahan 40 hektare. Di sana dibangun pula taman doa dan tempat ziarah. 

Lahan tersebut dihibahkan masyarakat, khususnya Tuan Tanah Mans Wolor kepada Pemkab Lembata. 

Akses jalan ke bukit doa juga dibangun. Jalan aspal lingkar dua jalur dan fasilitas tempat parkir. 

Fasilitas berupa air dan listrik juga disiapkan untuk kebutuhan taman dan pengunjung yang datang ke sana. 

Dulu lokasi ini hanya ditumbuhi ilalang dan setiap tahun terbakar. Kini ditata indah dengan aneka bunga dan pohon peneduh. 

Selesai pembangunannya, Uskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung Pr membaptis bukit doa dan memberkati Patung Bunda Maria Segala Bangsa pada 31 Oktober 2014. 

Uskup menjadikan bukit itu sebagai tempat doa yang sakral. Tempat ziarah iman yang indah bagi umat Kristiani dan siapa saja yang bertekad mati raga melalui Jalan Salib dengan 14 Stasi (Perhentian). 

Stasi itu menyusuri lereng dan mendaki Bukit Watomiten setinggi 140 meter dari permukaan laut. 

Di sini, siapa pun dapat menikmati sengsara dan penderitaan Yesus Kristus hingga wafat di Kayu Salib. 

Saat proses pembaptisan oleh uskup, ribuan umat menyaksikan penuh khusyuk dalam doa. 

Bupati Sunur menyebut, Bukit Doa Watomiten setinggi lebih dari 140 meter. Dia menyebut bukit doa itu tertinggi di dunia.

Baca juga:

Floratama Suguhkan Lanskap Alam, Kuliner, Budaya, dan Bukit Doa Sengsara Yesus

Arsitek yang merancang pembangunan Bukit Doa Watomiten dengan arca 14 stasi, kisah sengsara Yesus Kristus, dan Patung Bunda Maria Segala Bangsa, adalah seorang Muslim bernama Eko Priyono asal Yogyakarta.

Eko Priyono mengatakan, dia hanya sebagai pemicu dan perintis pembangunan kawasan bukit doa ini. 

Tetapi sesungguhnya kawasan ini menjadi milik seluruh masyarakat umat Lembata. 

Dibutuhkan peran dan partisipasi masyarakat serta stakeholder lain untuk secara bersama membangun aset wisata rohani dengan sungguh dan ketulusan hati. 

Eko Priyono mengatakan, bukit doa ini baru tahap awal pembangunan arca patung dan jalan salib. 

Masih dibutuhkan beberapa tahap kegiatan pembangunan, seperti pembangunan kapela dalam bukit doa.

Kemudian, pembangunan biara kontemplasi, pembangunan colosseum, pembangunan areal pentas budaya, kios penjualan sarana ibadah dan suvenir serta penginapan. 

Agar bukit doa tidak tampak gersang seperti saat musim kemarau, perlu partisipasi masyarakat melakukan penghijauan setiap tahun.

Menanam aneka tanaman produktif, mangga, kelengkeng, kelapa bali, dan pohon peneduh lainnya. 

Bupati Sunur bermimpi suatu ketika bila fasilitas hotel dan penginapan tersedia, para peziarah dapat menginap dan menikmati jalan salib di Kawasan Wisata Rohani Bukit Watomiten.

Berada di Bukit Doa Lembata, para peziarah bakal terlena, dan khusyuk berdoa sambil menikmati embusan angin laut yang sejuk menggoda. 

Ketika memandang dari puncak bukit terlihat lingkaran jalan dua jalur meliuk menyusuri punggung bukit menjadi pemandangan indah yang mengesankan. [] 

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya