Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengapresiasi meningkatnya pendapatan negara pada pertengahan November 2021 ini, yang sejalan dengan membaiknya sejumlah indikator ekonomi domestik seperti keyakinan konsumen, penjualan ritel, dan produksi industri manufaktur.
“Tadi pagi saya baru saja dapat laporan dari Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati), capaian dari pajak sangat baik, bea cukai juga sangat baik, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) juga sudah lebih dari 100 persen ini baik semua, tumbuh 18,2 persen (yoy) angka sangat besar sekali,” kata Presiden Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2021 di Jakarta, Rabu, 24 November 2021.
Meskipun pendapatan negara meningkat dan melampaui pencapaian periode sama di 2020, Presiden Jokowi mengingatkan agar seluruh pihak berhati-hati karena ketidakpastian akibat dinamika pandemi Covid-19 masih membayangi.
“Kita tetap optimis tapi tetap harus hati-hati,” ujarnya.
Selain pendapatan negara, Presiden Jokowi menjabarkan beberapa indikator ekonomi domestik juga terus membaik, bahkan melebihi pencapaian sebelum pandemi Covid-19.
Di sisi konsumsi, ia melihat tren konsumsi masyarakat sudah kembali menggeliat, yang di antarnya tercermin dari membaiknya indeks penjualan ritel. Sedangkan membaiknya kepercayaan diri konsumen terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang sudah berada di level optimistis.
Di sisi produksi, Jokowi menyebutkan kegiatan manufaktur terus menggeliat, yang tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) Indonesia per Oktober 2021 berada di 57,2 atau lebih tinggi dibanding periode sebelum pandemi COVID-19 yang sebesar 51.
“Artinya apa? Demand (permintaan) sudah ada dan semakin baik. Kalau demand ada artinya apa? manufaktur, pabrik, industri pasti berproduksi ini angka sangat tinggi 57,2. Pabrik, industri melihat ada prospek permintaan,” kata Presiden Jokowi.
Turut hadir dalam PTBI 2021 jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, serta para pejabat terkait lainnya. []