Pilihan Rabu, 28 September 2022 | 18:09

Dokter: Perlu Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Agar Bisa Selamatkan Orang Jika Henti Jantung

Lihat Foto Dokter: Perlu Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Agar Bisa Selamatkan Orang Jika Henti Jantung Ilustrasi Serangan Jantung (Foto: Pixabay)

Jakarta - Dokter spesialis jantung Yusra Pintaningrum menyebut setiap orang harus memiliki pengetahuan dasar bantuan hidup agar bisa menyelamatkan orang salah satunya jika mengalami henti jantung.

Demikian disampaikannya dalam tanya jawab Pertolongan Pertama Pada Penyakit Jantung, seperti dikutip Opsi, 28 September 2022.

"Karena penting sekali bisa menolong orang yang terkena serangan jantung secara cepat. Jadi perlu sekali pelatihan bantuan hidup dasar," kata Yusra.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram ini mengatakan semua orang perlu mempelajari bantuan hidup dasar, tidak hanya bagi tenaga medis. Salah satunya mempelajari tentang pijat jantung.

"Jadi semua orang harus mempelajari, bagaimana caranya itu di internet banyak cara bantuan hidup dasar itu pasti ada," ujarnya.

Dia berpendapat, mempelajari pijat jantung perlu karena penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak dialami penduduk Indonesia.

Beberapa cirinya adalah sering sesak nafas, nyeri pada area dada dan irama jantung tidak beraturan.

"Perlu ada pemeriksaan lebih lanjut jika mengalami keluhan tersebut agar bisa ditangani dengan tepat terutama jika mempunyai faktor risiko seperti kencing manis, darah tinggi, faktor genetik dari keluarga dan kebiasaan merokok," tuturnya.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan penyakit ini muncul karena gaya hidup masyarakat yang tidak sehat dengan mengonsumsi gula, garam, dan gorengan.

Ia menjelaskan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner juga bisa dari diabetes akibat kelebihan gula, hipertensi atau darah tinggi dan lemak dari gorengan dan santan.

"Gula dibatasi empat sendok makan per hari per orang, garam satu sendok teh per hari dan lemak sebaiknya lima sendok makan per hari per orang," kata dia.

Selain itu, dia juga mengingatkan agar masyarakat yang sudah lanjut usia untuk rutin mengecek kesehatan.

Dia berpendapat, pengecekan dapat dilakukan setiap enam bulan dan jika terdeteksi memiliki faktor genetik penyakit jantung.

"Kalau orang tua ada riwayat sakit jantung, walaupun masih muda ada baiknya segera periksa atau medical check up. Untuk orang tanpa faktor risiko setahun sekali cukup," ucap Yusra.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya