Jakarta - Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni`am mengungkap ada dua pegawai yang menjadi korban dalam insiden penembakan di kantor MUI Pusat pada Selasa, 2 Mei 2023.
Keduanya adalah Haji Bambal, resepsionis dan satu lagi bernama Edi Try. Bambal tertembak di bagian punggungnya.
Sedang Edi Try tangannya terkena pecahan kaca akibat tembakan pelaku yang mengenai kaca di gedung lantai 1 kantor MUI tersebut. Keduanya kini menjalani perawatan di RS Agung Pasar Rumput, Jakarta.
Asrorun menuturkan, kejadian berlangsung saat pimpinan MUI menggelar rapat rutin di lantai 4. Sedangkan kejadian di lantai satu.
"Insiden penembakan di lantai satu, saat kami sedang melakukan rapat pimpinan di lantai 4," tuturnya kepada sejumlah wartawan.
Disebutnya, rapat tersebut pertama kali digelar setelah jeda idulfitri.
"Ini rapat rutin setiap Selasa, yang membahas berbagai agenda keumatan di setiap pekan," terangnya.
Salah satu yang dibahas adalah rencana halalbihalal, komitmen merajut kebersamaan pasca idulfitri.
Bagaimana semangat ukhuwah, kebersamaan dalam mewujudkan harmoni dan kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Terutama dalam bulan-bulan politik yang akan menguras energi, bagaimana energi idulfitri menyatukan kita sekalipun ada perbedaan afiliasi dan referensi politik. Ini salah satu yang dibahas tadi," terangnya.
BACA JUGA: Pelaku Penembakan di Kantor MUI Pusat Punya KTP Lampung
Di samping juga membahas soal dinamika keagamaan kontemporer yang terjadi dalam satu dua pekan terakhir.
"Pada saat kami rapat, insiden terjadi begitu cepat ya, bahkan pada saat insiden terjadi, rapat tetap berlanjut karena belum memperoleh update. Baru memperoleh update pada saat akhir rapat tadi," katanya.
Disebutnya, korban dua orang, yakni resepsionis atas nama Haji Bambal, dan Edi Try. "Kami berharap kejadian ini dapat diusut tuntas mengenai kejadiannya dan motifnya," katanya.
BACA JUGA: Aksi Koboi di Kantor MUI Pusat, Polisi Sebut Pelaku Tewas dan Mengaku Nabi
Dengan pengusutan secara tuntas dan profesional kata dia, akan kembali memberikan kepercayaan publik mengenai jaminan keamanan kepada masyarakat.
"Berharap tidak dijadikan sebagai ajang spekulasi kepada masalah-masalah di luar hukum," tukasnya.
Asrorun menegaskan, pihaknya sama sekali tidak mengenal pelaku. Termasuk para staf di kantor MUI tidak mengenal pelaku, meski ada informasi menyebut pelaku sebelumnya sudah dua kali datang ke MUI.
Pihaknya kata Asrorun, tengah melakukan verifikasi faktual terkait pelaku. Karena saat kejadian, datang tiba-tiba tanpa ada janji dan tidak ada undangan.
Biasanya kalau ada janji dengan pimpinan MUI terlebih dulu mendaftar di resepsionis. Yang bersangkutan datang menemui resepsionis tetapi dalam diskusi terjadilah peristiwa yang begitu cepat dengan mengeluarkan senjata, kemudian menembakkan sebanyak tiga kali tembakan.
Setelah itu keluar lagi dari kantor MUI. Sekuriti MUI berhasil mengamankan dan dilaporkan ke polisi yang cepat turun menindaklanjutinya.
"Di antara kami tidak ada satupun yang mengenal sosok yang bersangkutan, baik pimpinan maupun staf," terangnya. []