Batubara - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menerima kunjungan Komisi VII DPR RI di Pabrik Peleburan (Smelter) Kuala Tanjung, Batubara, Sumatera Utara.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI dalam memeriksa kesiapan Inalum sebagai wajah dari industri peleburan aluminium nasional.
Sekaligus mendengar langkah DPR dalam mendukung percepatan peningkatan kapasitas produksi Inalum.
Direktur Operasi dan Portofolio PT Inalum (Persero), Danny Praditya dalam siaran pers diterima Selasa, 8 Februari 2022 menyebut, ada sejumlah langkah strategis dalam menjadikan Inalum sebagai perusahaan yang bisa mengintegrasikan lini bisnis perusahaan dari hulu hingga ke hilir.
Sehingga ekosistem industri aluminium bisa terpadu dan visi Inalum menjadi pemain yang lebih besar bisa terwujud.
"Untuk tetap menjadi big player dan sebagai langkah untuk meningkatkan produksi, Inalum berniat untuk mengkonsolidasikan bisnis hulu sampai hilir. Artinya dari bahan mentah bauksit hingga menjadi aluminium. Oleh karena itu kami membutuhkan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder, termasuk mitra strategis swasta dalam investasi pengembangan kapasitas, serta pemerintah terkait kebijakan yang mendukung pengembangan industri (e.g Insentif tarif, keringanan retribusi dan pajak guna menopang keekonomian proyek dan pengembangan industrialisasi hilir aluminium)," ujar Danny.
Danny menambahkan, selain peningkatan produksi, Inalum juga berniat untuk melakukan serangkaian peningkatan teknologi dan inovasi baik di aspek operasional maupun SDM.
Hal tersebut antara lain digitalisasi operasional, pengembangan riset, dan pengembangan SDM berkualitas yang kompetitif.
"Inalum akan mengimplementasikan semangat Industri 4.0 dengan langkah digitalisasi di seluruh operasional hilir baik di pabrik ataupun di smelter. Kami juga mengembangankan R&D secara komprehensif agar produk-produk kita lebih baik, sekaligus melakukan pengembangan SDM dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan rotasi sehingga setiap SDM menjadi lebih kompetitif dan agile," tambahnya.
Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto menegaskan, Komisi VII DPR RI mendukung langkah Inalum dalam meningkatkan produksi dan menjadi pemain besar di Indonesia.
Sugeng mengatakan, pihaknya akan membentuk tim percepatan peningkatan kapasitas produksi Inalum.
"Kami dari Komisi VII DPR RI mendukung sepenuhnya langkah-langkah Inalum untuk meningkatkan produksi. Oleh karena itu, Komisi VII akan membentuk tim percepatan peningkatan kapasitas produksi Inalum. Hal tersebut dianggap penting karena BUMN akan mendapatkan pengawasan yang akuntabel dan sesuai dengan regulasi, sekaligus menjadi bahwa kemajuan Inalum akan memberikan manfaat yang berkelanjutan untuk masyarakat," tutur Sugeng.
Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin mengakui hilirisasi merupakan keharusan karena amanat UU Minerba. Jadi bukan visi lagi, melainkan sudah harus dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan sinergi antara BUMN, ESDM, Kemenperin dan DPR.
"Hilirisasi ini bukan lagi sebuah cita-cita, melainkan sebuah keharusan karena merupakan amanat dari UU Minerba. Jadi butuh sinergi antara banyak pihak dalam hal ini perusahaan BUMN, ESDM, Kemenperin, dan DPR itu sendiri. Karena tanpa adanya sinergi, kecepatan dalam mengambil keputusan, dan visi yang besar, maka hilirisasi itu tidak akan pernah tercapai," tuturnya.
Dalam kunjungan kerja spesifik tersebut selain dihadiri oleh jajaran direktur eksekutif dan top manajemen Inalum, juga dihadiri oleh Direktur Industri Logam ILMATE Kementrian Perindustrian Liliek Widodo, Kepala BP2RD Pemprov Sumut Fadli Dalimunthe, dan Wakil Bupati Pemkab Batu Bara Oky Iqbal Frima.
Selain pemaparan oleh Inalum, seluruh peserta kunjungan kerja spesifik juga diajak berkeliling Pabrik Peleburan (Smelter) Inalum di Kuala Tanjung untuk langsung menyaksikan bagaimana proses peleburan dan pengolahan aluminium.
Saat ini PT Inalum (Persero) sebagai perusahaan BUMN sedang melakukan beberapa aksi korporasi strategis antara lain Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung, Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Pembangunan Aluminium Remelt IAA.
Proyek strategis tersebut diharapkan bisa membuat Inalum mampu memenuhi kebutuhan pasar aluminium yang masih memiliki potensi besar di Indonesia dan regional.
Inalum juga melakukan berbagai langkah kolaborasi dengan perusahaan BUMN lain seperti PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi. []