News Senin, 17 Maret 2025 | 17:03

Ephorus HKBP: Banjir Parapat Bukan Ujian dari Tuhan, Tapi Buatan Manusia

Lihat Foto Ephorus HKBP: Banjir Parapat Bukan Ujian dari Tuhan, Tapi Buatan Manusia Banjir melanda Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumut pada 16 Maret 2025. (Foto: Facebook)
Editor: Tigor Munte

Simalungun- Banjir bandang yang melanda Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut, pada Minggu, 16 Maret 2025 mendapat perhatian khusus Ephorus HKBP Pdt Victor Tinambunan.

Pemimpin HKBP itu turun ke lokasi banjir pada Senin, 17 Maret 2025. Selain menemui para korban, juga menyerahkan bantuan dari HKBP serta menggelar konferensi pers bersama elemen masyarakat lainnya menyikapi banjir tersebut.

Dipetik dari akun Facebook https://www.facebook.com/victor.tinambunan, Pdt Viktor menyampaikan pertemuannya dengan para korban.

"Sudah bertemu dengan Bapak dan Ibu korban banjir Parapat dan menyaksikan langsung kondisi Parapat pasca-banjir yang masih dalam proses pembersihan dan pembenahan. Para pedagang dan rumah makan kebanyakan masih tutup," tulisnya, diunggah pada Senin, 17 Maret 2025.

Disebutnya, para korban banjir mengalami ketakutan dan kegelisahan, korban waktu dan tenaga untuk membersihkan sisa banjir, korban materi karena barang-barang bahkan rumah mereka rusak. 

BACA JUGA: Banjir Bandang Parapat, Penrad Siagian Soroti Illegal Logging dan Konsesi PT TPL

Sesudah bertemu, berdoa bersama, dan menyampaikan bantuan semampu HKBP, pihaknya melakukan konferensi pers di HKBP Parapat bersama PGI, UEM, perwakilan gereja-gereja di Sumut, LSM, kampus, dan pendamping masyarakat.

"Musibah ini bukan ujian dari Tuhan dan bukan pula "suratan tangan" tetapi buatan tangan manusia. Kita semua terpanggil merawat alam ciptaan Tuhan," tukas Ephorus.

Banjir menyerang Parapat yang dikenal sebagai kota wisata di Kawasan Danau Toba. Banjir terjadi pada Minggu, 16 Maret 2025. 

Banjir membawa lumpur dan material seperti batu. Hujan deras di kawasan itu berlangsung sebelum banjir. Air kemudian meluap dari Sungai Gaga.

Sebanyak 138 kepala keluarga terdampak dan ada 11 rumah warga mengalami kerusakan. []

 



Berita Terkait

Berita terbaru lainnya