News Kamis, 19 Januari 2023 | 16:01

Gempa M 7.1 dan Banjir Rob Memaksa 80 Warga Halmahera Utara Mengungsi

Lihat Foto Gempa M 7.1 dan Banjir Rob Memaksa 80 Warga Halmahera Utara Mengungsi Sebanyak 80 warga masih bertahan di lokasi pengungsian yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Higenis, Desa Wosia, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, sejak Rabu, 18 Januari 2023. (Foto: BNPB)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Dua bencana sekaligus menimpa warga Halmaera Utara, Maluku Utara sejak Rabu, 18-19 Januari 2023. Gempa bumi dengan kekuatan M 7.1 dan banjir rob.

Sedikitnya 80 warga setempat terpaksa mengungsi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Higenis, Desa Wosia, Kabupaten Halmahera Utara.

Ini dibenarkan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara, Abman.

Kata dia, warga diungsikan hingga beberapa waktu ke depan, mengingat gelombang air laut masih tinggi dan berpotensi terjadi rob susulan. 

Pihaknya akan terus memonitor kondisi cuaca dan perairan sesuai rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Mereka kami minta untuk tetap mengungsi sementara sampai beberapa waktu ke depan. Di samping memang karena rumah mereka rusak karena rob, kita juga tunggu informasi dari BMKG," jelas Abman.

Baca juga: Tiga Kecamatan di Pemalang Diterjang Banjir Rob, 3.900 Jiwa Terdampak

Menurutnya, pengungsian warga tersebut didirikan karena dampak dari banjir rob, bukan karena gempa dengan skala magnitudo (M) 7.1 yang mengguncang pada Rabu, 18 Januari 2023 pukul 13.06 WIB, atau sesaat sebelum kemudian terjadi banjir rob. 

Abman juga memastikan bahwa banjir rob tersebut terjadi karena faktor cuaca, bukan dipicu oleh gempa bumi.

"Itu dua hal yang berbeda. Jadi rob ini memang terjadi bersamaan, sesaat setelah gempa bumi. Namun bukan karena gempa, melainkan faktor cuaca. BMKG sebelumnya sudah memberikan informasi tentang adanya potensi banjir rob," jelas Abman.

Pihak BPBD Kabupaten Halmahera Utara telah memberikan bantuan kebutuhan dasar, baik makanan, logistik lainnya dan peralatan yang dibutuhkan selama di pengungsian. 

BPBD Kabupaten Halmahera Utara juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membuat tanggul penahan ombak dari kantong berisi pasir dan melakukan pembersihan puing bangunan yang rusak akibat terdampak banjir rob.

Gempa sendiri telah menyebabkan dua unit rumah rusak di Desa Sabatai Tua, Kecamatan Morotai Selatan dan empat unit rumah rusak di Desa Sangowo Barat, Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Morotai.

BPBD Kabupaten Pulau Morotai saat ini telah melaporkan bahwa sedikitnya ada 24 jiwa yang terdampak gempa tersebut. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa itu, situasi sudah kondusif dan kerugian material masih dalam pendataan lebih lanjut.

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan gempa yang berpusat di 2.80 LU dan 127.11 BT itu juga dirasakan di Kabupaten Halmahera Barat dan Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara. 

Berikutnya Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan Kabupaten Kepulauan Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara, juga melaporkan guncangan gempabumi dengan periode waktu antara 20-25 detik.

Hingga saat ini, BMKG mencatat ada sebanyak 31 gempa bumi susulan dengan skala M 3.8 sampai dengan M 5.3 yang berpusat tak jauh dari lokasi episentrum gempa utama.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya