Jakarta - Inggris tidak lagi mewajibkan seseorang yang terinfeksi Covid-19 untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Saat ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah menghapus seluruh aturan terkait pembatasan Covid-19, sebagai strategi dari kebijakan baru "hidup berdampingan dengan Covid-19".
Artinya, siapa pun yang terindikasi positif Covid-19 di Inggris, sudah tidak lagi diwajibkan secara hukum untuk melakukan isoman dan memakai masker. Meski begitu, mereka tetap disarankan untuk melakukan isolasi mandiri saat terpapar corona.
Mengutip BBC, Selasa, 1 Maret 2022, berikut rincian lebih lanjut seputar kebijakan ini:
- Mereka yang positif Covid-19 disarankan tetap isolasi di rumah dan menghindari kontak erat dengan orang lain setidaknya dalam lima hari.
- Pembayaran dukungan isoman sebesar 500 euro, atau setara Rp 8,02 juta bagi mereka yang berpenghasilan rendah telah dihentikan.
- Pelacakan kontak rutin telah diakhiri. Mereka yang kontak dengan seseorang yang positif Covid-19 tidak lagi diminta untuk melakukan isolasi atau tes harian.
- Para pekerja tidak lagi diwajibkan untuk memberi tahu atasannya bahwa mereka perlu melakukan isolasi mandiri.
- Masker tidak wajib dikenakan di sejumlah moda transportasi di London, seperti kereta bawah tanah, dan bus. Meski demikian, penumpang tetap dianjurkan untuk menggunakannya.
Mulai 1 April 2022, akan berlaku:
- Tes PCR dan tes Covid-19 lainnya tidak lagi gratis bagi sebagian besar penduduk.
- Paspor Covid-19 tidak lagi direkomendasikan, kecuali untuk perjalanan internasional.
- Para pengusaha di Inggris tidak lagi harus mempertimbangkan Covid-19 sebagai risiko yang membuat mereka mencari cara untuk menjaga keselamatan karyawannya.
- Penduduk yang berusia di atas 75 tahun dan siapa pun yang memiliki sistem kekebalan yang lemah akan ditawarkan suntikan booster Covid-19, mulai musim semi mendatang, sekitar pertengahan Maret 2022, tepatnya enam bulan setelah dosis vaksinasi sebelumnya.
Sementara, Kepala penasihat ilmiah Patrick Vallance berpendapat bahwa Covid-19 akan terus berkembang selama beberapa tahun ke depan.
"Varian lebih lanjut dari Covid-19 diperkirakan bisa jadi lebih parah dibanding yang terlihat sebelumnya," sebagaimana dijelaskan Patrick, mengutip BBC, Senin, 26 Februari 2022.
Oleh karena itu, meskipun sebagian besar sistem pengujian gratis di Inggris sedang dibongkar, pemerintah tetap bersikeras bahwa Inggris akan terus memeriksa serta mengawasi secara rinci kemungkinan munculnya kembali Covid-19 dan varian baru. []