Bandung – Tanah Pasundan dikenal sebagai bumi para pejuang dan cendekiawan. Sejak dahulu, wilayah ini telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang memainkan peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa, dari ulama pejuang hingga pemikir yang membawa perubahan sosial.
Kini, semangat itu coba dihidupkan kembali oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Jawa Barat lewat inisiatif Gerakan Intelektual Profetik.
Mengusung semangat pembaruan berbasis nilai, KAMMI Jabar menekankan pentingnya menggabungkan kecerdasan intelektual dengan komitmen moral serta spiritualitas yang kuat.
Gerakan ini berdiri kokoh di atas tiga pilar utama: humanisasi atau pemanusiaan manusia, liberasi atau pembebasan dari penindasan, dan transendensi, yakni keterhubungan dengan nilai-nilai ilahiah.
“Kami tidak ingin terjebak dalam intelektualisme yang kosong. Ilmu harus mampu membebaskan, menyadarkan, dan menggerakkan,” ungkap perwakilan KAMMI Jabar saat peluncuran inisiatif ini.
Menurutnya, kaderisasi tak cukup hanya membentuk mahasiswa yang cerdas secara akademik, tapi juga mereka yang siap memimpin perubahan di berbagai lini kehidupan masyarakat.
Gerakan ini muncul sebagai respons atas tantangan zaman: pragmatisme yang mengikis idealisme, hedonisme yang mengaburkan tujuan hidup, serta apatisme generasi muda terhadap masalah sosial.
Di tengah situasi ini, KAMMI Jabar memilih jalur perjuangan yang tidak mudah—yakni membangun kesadaran kritis berbasis nilai, mengokohkan Islam dalam kehidupan publik, dan menggerakkan perubahan yang berakar pada martabat manusia.
KAMMI Jabar merumuskan sejumlah komitmen strategis, antara lain:
Memperkuat kaderisasi berbasis pengembangan intelektual dan aksi sosial nyata.
Mencetak pemimpin muda berintegritas yang mampu bersaing di ruang publik.
Menyusun solusi konkret atas persoalan daerah seperti ketimpangan ekonomi, kemerosotan moral, lemahnya pendidikan, dan krisis lingkungan.
Menjadi penyambung suara masyarakat melalui advokasi kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Gerakan ini menyadari bahwa perjuangan masa kini tak bisa hanya bermodal semangat, tetapi harus disertai kapabilitas intelektual dan komitmen moral yang tinggi. Karenanya, KAMMI Jabar terus memperkuat posisinya di dunia akademik, merambah ruang kebijakan, serta membangun pengaruh sosial di tengah masyarakat.
“Tanah Pasundan memerlukan generasi muda yang bukan hanya mampu menganalisis masalah, tapi juga siap menawarkan solusi. Gerakan intelektual profetik hadir sebagai jawaban,” ujar pimpinan KAMMI Jabar.
Dengan semangat keilmuan, akhlak, dan keberanian mengambil peran, KAMMI Jabar optimistis perubahan besar akan kembali lahir dari Tanah Pasundan.
Sebagaimana para pendahulu menorehkan sejarah dengan darah dan air mata, generasi saat ini diajak berjuang dengan ilmu dan moralitas—menuju peradaban Indonesia yang lebih adil, manusiawi, dan bermartabat. []