Daerah Minggu, 19 Juni 2022 | 21:06

Kirab Batik Tulis Ramaikan Hari Jadi Lasem

Lihat Foto Kirab Batik Tulis Ramaikan Hari Jadi Lasem Ratusan orang berpakaian batik karnival, baju adat kanung, pakaian kebaya kombinasi batik tulis, nampak berjalan kaki mengikuti kirab. (Foto: Opsi/Humas Pemprov Jateng)
Editor: Yohanes Charles

Rembang – Ratusan orang berpakaian batik karnival, baju adat kanung, pakaian kebaya kombinasi batik tulis, nampak berjalan kaki mengikuti kirab, dari perempatan Jolotundo hingga perempatan lampu merah Lasem, Sabtu 18 Juni 2022. Mereka peserta Kirab Batik Tulis Lasem, dalam rangka Hari Jadi ke-1.140 Kota Lasem.

Peserta kirab, terdiri atas para perangkat desa yang ada di Lasem, jajaran kecamatan, pengrajin batik tulis, juga perwakilan dari sekolah SD sampai SMA sederajat. Ada pula perwakilan dari kategori umum atau desa yang ikut berpartisipasi.

Di depan panggung kehormatan dekat dengan masjid Jami’ Lasem, warga dan tamu undangan bisa menyaksikan penampilan tari orek-orek, marching band pelajar, dan kesenian barongsai.

Masyarakat pun cukup antusias, menyaksikan kirab tersebut di sepanjang rute. Bahkan, tak sedikit yang membuat status WhatsApp dan unggahan di media sosial tentang kemeriahan kirab.

Warga Desa Babagan, Ika Yunita adalah satu di antara para penonton kirab. Dia datang bersama anak dan sejumlah keponakannya.

“Iya ini sudah kangen, lama nggak ada karnival sejak pandemi. Kebetulan ini anak-anak juga pingin melihat drumband sama Batik Karnival Lasem. Event seperti ini buat bangga kita orang Lasem,” ungkapnya.

Bupati Rembang Abdul Hafidz menyambut baik digelarnya kirab tersebut. Menurutnya, kegiatan itu merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi Lasem, sekaligus mendukung kecamatan yang telah ditetapkan sebagai Kota Pusaka oleh pemerintah.

Disampaikan, Lasem dengan segala keberagaman umat beragama dan etnis, berhasil memelihara tolerasi dan kerukunan. Hal ini sangat penting untuk mendukung pembangunan suatu daerah.

“Mudah-mudahan dengan kebersamaan ini, bisa membangun budaya kerukunan dengan baik. Meskipun berbeda-beda agama, suku, dan etnis, bisa hidup rukun tanpa adanya gesekan. Ini yang menjadi kunci keberhasilan pembangunan,” tuturnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya