Hukum Selasa, 20 September 2022 | 18:09

Luhut Binsar Pandjaitan Mengakui Pemerintahan Jokowi Banyak Kurangnya

Lihat Foto Luhut Binsar Pandjaitan Mengakui Pemerintahan Jokowi Banyak Kurangnya Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Tangkapan Layar YouTube)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menampik hipotesis Rocky Gerung, kemungkinan Indonesia bisa mengalami situasi seperti tahun 1998, terjadi social unrest atau kerusuhan sosial.

Rocky menyebut itu, melihat keadaan sekarang Indonesia memiliki problem disparitas, ada pertumbuhan ekonomi yang terhalang oleh covid. 

Ada juga disparitas yang tinggi pada saat yang sama Indonesia diancam oleh kondisi global ketegangan di China Selatan, di Eropa dan lainnya.

"Hipotesis bahwa keadaan di 98 waktu reformasi sangat mungkin berlaku sekarang, walaupun dalam skala dan kualitas yang berbeda," kata Rocky saat berbincang dengan Menko Luhut di kanal YouTube RGTV channel Id, dilansir Opsi pada Selasa, 20 September 2022.

Luhut menegaskan, soal social unrest belum ada gejala. Pihaknya memiliki intelijen dan sistem yang bisa melihat berbagai kemungkinan-kemungkinan kerusuhan sosial dimaksud. 

Namun Luhut tidak mengabaikan, bahwa Indonesia harus berhati-hati menghadapi dunia  sekarang.

Sebagai contoh menurut dia, bagaimana keadaan di China yang mengalami kekeringan yang tidak pernah terbayangkan, di mana sungai nomor 3 terbesar di dunia juga kering, sehingga listrik di Shanghai dijatah.

Kemudian negara maju Eropa juga terjadi kekeringan dan di Amerika orang antri untuk makan.  

"Nah, kita sampai hari ini itu tidak ada terjadi gejala-gejala itu," tegasnya.

Dia lantas membeber sekitar 74.000 desa di Indonesia yang setiap tahunnya selama 7 tahun terakhir menerima Dana Desa sebesar Rp 1 miliar sampai Rp 1,5 miliar.  

Baca juga:

Luhut: Kritik Jangan Berdasarkan Kecemburuan, Setiap Orang Punya Era Masing-masing

"Itu tidak pernah kita terpikir dampaknya luar biasa. Karena satu miliar lebih kurang atau satu setengah miliar lebih kurang, tiap tahun berputar di desa itu. Desa itu ekonominya hidup," ujarnya.

Itu sebabnya Luhut menyebut, kepada presiden dia melaporkan beberapa pilar kemajuan yang dicapai saat ini. 

Luhut dan Gerung. (Foto: Tangkapan Layar)

Selain harga komoditi yang naik, downstream industry (industri hilir) yang jalan sekarang ini dihilirisasi, efisiensi dengan digitalisasi, dan satu lagi yakni Dana Desa.

"Presiden bilang sama saya, Pak Luhut itu yang dulu digagas oleh Profesor Mubyarto dari UGM yang disebut ekonomi Pancasila. Di mana dana itu berputar," katanya.

Melihat itu berjalan, menurut Luhut, Presiden berencana dalam keadaan bagaimanapun tahun depan pengen menambah lagi Dana Desa, sehingga dana itu berputar dan itu kekuatan Indonesia. 

"Jadi kalau orang bilang ada chaos, kalau rakyat tidak makan, tapi kalau di pedesaan itu dia bisa menanam singkong, bisa dia nanam cabe, bisa tanam onion, dia bisa menanam padi, dia perbaiki jalannya," ungkapnya.

Disinggung Rocky ada banyak kasus korupsi melibatkan kepala desa, menurut Luhut, korupsi di desa itu kecil, karena rakyat itu sudah saling mengontrol.

"Justru dari 74.000 desa, semua itu paling 500 sampai 800 desa yang bermasalah, jadi angka yang sangat-sangat baik sekali menurut saya," katanya. 

"Jadi kalau kita tadi bisa dari bawah kita perbaikin, di tengah ini kita perbaikin, di atas kita perbaikin, social unrest susah akan terjadi. Seperti sekarang ada orang mau gerak-gerakkan berpolitik, please berpolitik lah tapi jangan merusak. Saya titip itu jadi siapapun tokoh politik itu kan kita bisa lihat, kita kan tidak bodoh-bodoh amat," tukasnya.

Namun Luhut kemudian menyebut tidak bermaksud mengatakan bahwa pemerintah Jokowi saat ini sempurna.

"Saya bukan mengatakan bahwa pemerintah Jokowi ini sekarang sempurna, tidak. Banyak kurangnya dan tidak never ending process. Jadi kalau Presiden Jokowi nanti mengakhiri masa dinasnya, ya meneruskan jangan nanti mengacau, makanya beliau menyiapkan semua," tandasnya.

Luhut juga mendapat perintah dari Presiden Jokowi untuk mengevaluasi proyek-proyek yang tengah dikerjakan jangan sampai mangkrak. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya