Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin membantah kabar yang beredar, ihwal reuni 212 adalah kegiatan yang hanya diikuti oleh simpatisan Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Seperti diketahui, HTI dan FPI merupakan ormas terlarang dan telah dibubarkan pemerintah.
Novel Bamukmin menengarai isu itu sengaja diembuskan pihak-pihak yang tidak suka dengan reuni akbar 212 di Monas. Menurut dia, para penolak reuni akbar dapat dikategorikan sudah terpapar ideologi komunis.
“Kelompok yang anti reuni 212 itu jelas kelompok pendukung atau memang penista agama yang dibungkus agama. Padahal, aslinya hanya komunisme,” kata Novel kepada wartawan, dikutip Opsi, Senin, 22 November 2021.
Dia menuding pihak-pihak yang menolak reuni akbar 212 memiliki sejumlah agenda tersembunyi, seperti mengganti Pancasila dengan trisila dan ekasila.
“Mereka ingin mengganti dengan trisila dan ekasila melalu RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) dan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila),” ucap Novel Bamukmin.
Seperti diketahui, Direktur Eksekutif Komite Pemberantasan Mafia Hukum (KPMH) Muannas Alaidid menilai reuni akbar 212 sudah tidak perlu diselenggarakan.
Sebab, saat ini masih pandemi Covid-19, berisiko meningkatkan angka kasus virus menular itu di Indonesia. Lagipula, tuntutan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok agar dipenjara juga sudah terpenuhi.
“Untuk apa acara yang mereka namakan reuni itu digelar. Ahok sudah diadili dan diputus bersalah bahkan yang bersangkutan juga sudah bebas,” kata Muannas, Selasa, 16 November 2021. []