Pilihan Jum'at, 10 Juni 2022 | 17:06

Secangkir Kopi Wae Rebo dari Desa di Atas Awan Nusa Tenggara Timur

Lihat Foto Secangkir Kopi Wae Rebo dari Desa di Atas Awan Nusa Tenggara Timur Kopi Wae Rebo. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Membahas kopi, Indonesia boleh berbangga hati karena tercatat sebagai salah satu negara penghasil biji kopi terbesar di dunia. 

Baik kopi jenis arabika ataupun robusta dari berbagai daerah di Indonesia pasti memiliki rasa dan aroma tersendiri. 

Sebut saja kopi arabika Aceh gayo, rasa asam yang pas, tekstur ringan, dan aroma harum membuat kopi ini dicari oleh penggemar kopi baik dari dalam maupun luar negeri.

Selain kopi Aceh gayo, masih banyak kopi dari berbagai daerah yang juga memiliki cita rasa khas, salah satunya kopi asal Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu kopi Wae Rebo. 

Selain cita rasa khasnya, sensasi minum kopi di sebuah desa yang dijuluki “desa di atas awan” ini akan menjadi pengalaman yang membekas.

Tradisional

Penasaran dengan proses pembuatan kopi Wae Rebo secara tradisional? 

Dilansir dari laman Kemenparekraf, berkunjung ke Desa Wae Rebo adalah pilihan tepat.

Di sini kamu bisa melihat langsung proses pembuatan kopi mulai dari pemetikan biji kopi yang sudah matang lalu diolah menjadi kopi yang siap diseduh. 

Semua proses tersebut dilakukan secara tradisional, tidak menggunakan mesin, pupuk, dan pestisida tanaman. 

Proses pengolahan diawali dengan biji kopi yang telah matang, dipetik lalu dicuci, dan dijemur selama dua sampai tiga hari di bawah sinar matahari. 

Setelah biji kopi mengering lalu dikupas kulitnya, disangrai, dan terakhir ditumbuk sampai menjadi bubuk kopi yang bercita rasa buah-buahan dan asam. 

Rasa kopi tergantung dari jenis buah yang ditanam di sebelahnya. Proses yang dilakukan secara manual inilah yang membuat kopi Wae Rebo terasa istimewa.

Desa Wisata Wae Rebo terletak di Pegunungan Pocoroko dengan ketinggian 1.200 mdpl dan jarak tempuh 3,18 kilometer dari pos 1 titik awal pendakian. 

Untuk menuju Wae Rebo kamu harus melakukan trekking selama 2 jam. Ada tiga pos pendakian yang harus dilewati, sepanjang perjalanan kamu akan disuguhi pemandangan indah yang dikelilingi oleh pegunungan.

Kopi Wae Rebo. (Foto: Kemenparekraf)

Setelah sampai di Wae Rebo, dijamin kamu akan terpesona melihat pemandangan yang eksotis lengkap dengan 7 rumah berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang. 

Rumah-rumah ini selamanya berjumlah tujuh, telah dihuni secara turun-temurun lebih dari seabad. 

Selain pemandangannya yang eksotis, kamu juga akan terkesan dengan keramahan warga lokal.

Para wisatawan yang berkunjung ke Wae Rebo akan disajikan kopi Wae Rebo sebagai bentuk penghormatan dan menambah suasana keakraban. 

Rasa lelah karena perjalanan yang panjang akan terbayarkan dengan secangkir kopi Wae Rebo dan hangatnya suasana saat bercengkrama bersama warga.

Komoditas Utama

Sebelum memasuki Desa Wae Rebo, kamu akan menemui perkebunan kopi robusta seluas 700 meter persegi. 

Kopi jenis robusta pertama kalinya ditanam pada tahun 1960-an. Lahan perkebunan yang luas dan adanya kerja sama para penggiat kopi menjadikan kopi sebagai komoditas utama di Desa Wae Rebo.

Selain adat istiadat dan pemandangan yang indah, kopi Wae Rebo juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan. 

Menyeruput kopi Wae Rebo sembari menikmati pemandangan alam akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. 

Sudah tak sabar ingin mencicipi kopi Wae Rebo? Hati-hati ketagihan, ya!

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya