Pilihan Sabtu, 09 Juli 2022 | 14:07

Sejak Kapan Tebing Tinggi Disebut Kota Lemang, Ini Ceritanya

Lihat Foto Sejak Kapan Tebing Tinggi Disebut Kota Lemang, Ini Ceritanya Ilustrasi Lemang Tebing Tinggi. (Foto: Libur.co)
Editor: Tigor Munte

Medan - Lemang adalah kuliner khas dengan rasa yang legit dan sedikit memiliki rasa asin. Kota Tebing Tinggi di Sumatra Utara, terkenal dengan kuliner ini.

Lemang terbuat dari bahan pulut atau beras ketan, yang dimasukkan dalam ruas bambu di mana sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang di dalamnya.

Ohya, lemang ternyata tak hanya dikenal sebagai kuliner khas Tebing Tinggi, tetapi juga merupakan salah satu kuliner tradisional di sejumlah daerah di Tanah Air. 

Lemang bisa ditemukan sebagai makanan perayaan suku Dayak, maupun suku Melayu. Bisa pula ditemukan pada masyarakat Samarinda, dan suku Minangkabau.

Umumnya, lemang dijadikan sebagai kuliner khas saat hari Raya Islam, seperti Lebaran, Maulid Nabi, dan  Idul Adha. 

Pada suku Minangkabau, kuliner lemang dimaksudkan sebagai pelengkap dalam melakukan silaturahim ketika berkunjung ke rumah keluarga atau kerabat.

Lemang di Tebing Tinggi

Lemang hingga pada perkembangannya dikenal sebagai ikon kuliner khas di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara dan kota ini pun dijuluki sebagai Kota Lemang. Lemang paling terkenal adalah Lemang Batok.

Mengutip Siska Andini Aulia dari Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, dalam tulisannya 2019 mengungkap, kuliner lemang di Tebing Tinggi diperkenalkan suku Minangkabau sekitar tahun 1947. 

Saat itu, lemang dijual di terminal-terminal bus, stasiun kereta api, dan pasar dengan cara dijunjung menggunakan tampah.

Berkembang

Melihat prospeknya, salah seorang pekerja dari pengusaha lemang mendirikan usaha kuliner sendiri.

Dia membuka usaha menjual lemang dengan cara menetap di Jalan KH Ahmad Dahlan atau Jalan Tjong A Fie, Kota Tebing Tinggi.

Tempat tersebut kemudian menjadi melegenda, sebagai pusat penjualan lemang di Tebing Tinggi. 

Usaha lemang di Tjong A Fie pertama kali dirintis Hj Siti Akmar Tanjung atau Nenek Haji pada tahun 1958 yang berasal dari Singgalang, Sumatra Barat.

Mereka menjual lemang di steling kecil. Karena lokasinya sangat strategis, yakni terletak di pusat Kota Tebing Tinggi, membuat usaha itu berkembang pesat.

Banyak warga di sana kemudian membuka usaha sejenis, berjualan lemang di steling dan tidak lagi dijajakan secara keliling. Mereka ini adalah suku asli Minangkabau yang berdiam di Kota Tebing Tinggi. 

Lemang Tebing Tinggi pernah meraih rekor MURI pada tahun 2013, yakni sebagai Lemang Terbesar dengan ukuran diameter 10 sentimeter dengan panjang 50 sentimeter, serta varian rasa terbanyak yakni 96 rasa.[]

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya