Jakarta - Ramai soal adanya kicauan di media sosial Twitter oleh Ferdinand Hutahaean, yang merupakan mantan politisi Partai Demokrat.
Kicauan di akun Twitter @FerdinandHaean3 yang diunggah Selasa 4 Januari 2022 pukul 10.54 WIB, saat ini sudah dihapus. Meski sudah dihapus, banyak warganet yang sudah membuat tangkapan layar atas kicauan tersebut.
“Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela," demikian kicauan Ferdinand yang dihapus di akun Twitternya saat dilihat Rabu 5 Januari 2022.
Sejumlah kecaman datang dari berbagai kalangan atas pernyataan pegiat media sosial. Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas, mengaku sangat menyesalkan adanya pernyataan oleh seorang politisi, yang notabene punya sikap dan perilaku yang seharusnya bisa menjaga persatuan dan kesatuan.
"Saya sangat menyesalkan sekali komentar sinis yang disampaikan oleh Ferdinand Hutahaen yang menyatakan bahwa Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa , maha segalanya. Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela. Ini jelas sangat disayangkan," paparnya, saat dikonfirmasi Rabu 5 Januari 2022.
Anwar Abbas menambahkan, yang menjadi pertanyaan bagi saya mengapa kata-kata seperti ini bisa keluar dari diri seorang yang bernama Ferdinand Hutahaean.
"Katanya politisi yang katanya sangat menghargai perbedaan dan tidak mau ada di negeri ini ada orang atau pihak-pihak yang menghina dan atau merendahkan Tuhan dan atau agama orang lain, tetapi mengapa hal ini dia langgar dan lakukan sendiri ya?," jelasnya.
Anwar Abbas mengaku, bahwa pernyataan ini sangat menyakiti umat Islam.
"Sehingga hal ini tentu saja akan sangat menyakiti hati umat Islam. Saya menghimbau Ferdinand Hutahaen untuk secara rendah hati, meminta maaf kepada umat Islam agar pernyataannya tersebut tidak membuat gaduh negeri ini," jelas Anwar Abbas.
Sementara itu, desakan agar Ferdinad Hutahaean diproses hukum atas cuitannya di Twitter, karena diduga telah melakukan penodaan agama atas tulisannya di media sosial yang membandingkan Tuhan, datang dari Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid.
HNW sapaan akrab Hidayat Nur Wahid menyatakan bahwa dugaan penodaan agama yang dilakukan Ferdinand tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga menciderai para pendiri bangsa Indonesia.
"Para tokoh pendiri bangsa, tidak memandang agama saat mempersatukan bangsa. Bapak-bapak bangsa di panitia 9 dan PPKI, mereka persatukan bangsa dan negara dengan Pancasila dan UUD 1945 (Pasal 29). Maka penodaan agama (yang diakui di Indonesia) selain langgar hukum, juga khianati pendiri RI," kata Hidayat Nur Wahid dikutip dari akun Twitternya, Rabu 5 Januari 2022.
HNW pun kembali menegaskan bahwa Bangsa Indonesia bukanlah negara agama.
"Indonesia bukan negara agama, tapi negara yang hormati dan tidak menodai agama," terangnya. []