Jakarta - Salah satu destinasi wisata yang layak Anda agendakan untuk dikunjungi setelah masa pandemi Covid-19 mulai mereda adalah wisata alam di Desa Tangkahan, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Adapun atraksi wisata alam di sini terkenal dengan penangkaran sekawanan gajah yang begitu jinak, di mana para wisatawan dapat berinteraksi langsung.
Namun, di saat pandemi seperti sekarang, hanya atraksi menikmati pijatan air terjun, river tubing menyusuri sungai, dan jungle trekking keliling hutan.
Kemudian mengunjungi gua-gua, kemping, atau sekadar mandi atau bermain di sungai yang jernih nan menyegarkan.
Kawasan ini dikenal mendunia dengan julukan The Hidden Paradise.
Tangkahan terletak pada zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Leuser dengan luas area 3.837,77 hektare, dilansir dari https://gunungleuser.or.id.
Lokasinya persis berada di Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat.
Keseluruhan zona pemanfaatan Tangkahan adalah ruang publik, artinya diperuntukkan bagi kegiatan wisata pengunjung.
Untuk menuju Tangkahan, dari Medan dapat dicapai selama 3 sampai 4 jam perjalanan darat dengan kendaraan umum maupun pribadi.
Jarak tempuh kurang lebih 95 kilometer (Km) dari Kota Medan. Kondisi jalan relatif baik, walaupun terdapat kurang lebih 20-25 Km saat ini yang mengalami kerusakan sedang. Tetapi dapat dilalui dengan kecepatan 20-30 Km per jam.
Dulu, Tangkahan terkenal sebagai surganya pembalak liar yang membalak kekayaan hutan Tangkahan secara sistematis.
Sebuah jembatan di Tangkahan. (Foto: Kemenparekraf)
Para penebang kayu dari desa-desa sekitar Tangkahan mulai masuk dan berebut kayu di lahan yang sama sehingga terjadi persaingan usaha.
Kondisi mulai menyurut seiring dengan tertangkapnya salah satu tokoh sekaligus pelaku pembalakan liar Ukur Depari atau lebih dikenal dengan Okor.
Sekelompok anak muda perlahan namun pasti dengan penuh perjuangan menghadapi segala hambatan dan tantangan berhasil merubah pola pikir dan perilaku masyarakat Tangkahan menjadi peduli pada konservasi Tangkahan.
Tiga tahun merupakan proses pembelajaran untuk membangun kehidupan baru Tangkahan hingga menjadi kawasan Pariwisata Alam pada tahun 2004.
Kawasan Tangkahan merupakan hutan tropis yang menjadi bagian kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Kawasan ini merupakan habitat alami dari berbagai jenis satwa liar yang memiliki wilayah jelajah tertentu.
Hutan di kawasan Tangkahan memiliki enam spesies primata, seperti orangutan sumatera (Pongo abelli), siamang (Hylobates syndactylus), kedih (Presbytis sp.), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan beruk (Macaca nemestrina).
Fauna lainnya yang mudah dilihat di sekitar kawasan Tangkahan adalah burung rangkong (Buceros rhinoceros), srigunting batu (Dicrurus paradiceus) dan elang (Haliastur sp).
Sedangkan orangutan sumatera dan burung kuau (Phasianidae) dapat dilihat pada waktu tertentu saja. []