Daerah Senin, 03 Oktober 2022 | 16:10

Tiga Bersaudara di Mamuju Tak Sekolah karena Tak Punya Baju Seragam

Lihat Foto Tiga Bersaudara di Mamuju Tak Sekolah karena Tak Punya Baju Seragam Muliadi bersama ketiga anaknya yang gagal sekolah lantaran tak memiliki seragam. (Foto: Opsi/Eka)
Editor: Rio Anthony Reporter: , Eka Musriang

Mamuju - Tiga anak bersaudara, Anisa, 13 tahun, Nisa, 9 tahun dan Alexa, 7 tahun, di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), gagal sekolah lantaran tidak memiliki seragam.

Ayah dari ketiga anak bersaudara tersebut, Muliadi, 53 tahun, tidak mampu membeli seragam dan buku lantaran tidak dapat bekerja seperti orang tua pada umumnya.

Muliadi tidak dapat bekerja lagi usai mengalami kecelakaan kerja, bahkan kedua tangannya terputus. Sementara ibunya, Jumiati, 50 tahun, hanya seorang pembantu rumah tangga.

Mereka tinggal di Lingkungan Tarambang, Kelurahan Mamunyu, Kabupaten Mamuju, Sulbar.

"Mau bagaimana beli seragam dan buku pelajaran. Saya bahkan tidak bisa bekerja karena kondisi fisikku, kata Muliadi, saat ditemui, Senin, 3 Oktober 2022.

Anisa sendiri, kata dia, sebenarnya telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) namun tidak mampu lanjut ke tingkat SMP lantaran tidak memiliki uang untuk beli seragam.

"Sementara Nisa dan Alexa sempat mendaftar di SD Binanga 1 namun tidak pernah masuk sekolah lantaran tidak memiliki seragam," katanya.

Muliadi mengaku, dirinya mengalami cacat fisik akibat kecelakaan kerja 2017 lalu yang mengakibatkan kedua tangannya putus dan kakinya bengkak akibat tersengat listrik.

"Ini yang membuat saya tidak mampu mencari nafkah bagi anak saya untuk sekolah," kata Muliadi.

Sedangkan Jumiati hanya bekerja jika mendapat panggilan dari pemilik rumah tempat bekerja. Bahkan kadang tidak mendapat panggilan dan hanya tinggal di rumah.

"Sekarang kalau saya makan saja disuap, berdiri saja sulit. Sementara istri kerja kalau ada lagi yang bisa dikerja, kalau tidak ya di rumah," katanya.

Muliadi mengatakan, untuk makan sehari-hari, keluarganya harus menghemat. Bahkan, keluarganya masih menggunakan kayu bakar untuk memasak. Tanah dan rumah yang ditempati pun, pemberian dan bantuan dari warga.

"Kita masak masih pakai kayu juga, sebenarnya adaji kompor cuman ya harus diatur pemakaian gas. Kalau tanah yang ditempati ini dari BAZ (Badan Amil Zakat) sementara kalau rumah ada bantuan dari warga," kata Muliadi.

Ia berharap, pemerintah mampu memberikan kepastian pendidikan bagi ketiga anaknya. Ia mengaku, sedih saat melihat anak sekitar wilayahnya bersekolah sementara ketiga anaknya hanya tinggal di rumah.

"Saya berharap kita bisa dilihat (kondisi keluarga), saya ini dulu pekerja keras sebelum kena musibah itu (tersengat listrik). Semoga ya ada perhatian, anak-anak saya bisa sekolah, belajar sama teman-temannya," harapnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya