Rembang – Program vaksinasi penyakit kulit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Rembang dimulai di Desa Pangkalan dan Leran, Kecamatan Sluke, Selasa 28 Juni 2022.
Vaksin pertama disuntikkan pada sapi jenis Peranakan Ongole (PO), milik warga setempat, Zawawi, di pinggir lapangan sepakbola desa setempat. Setelah divaksin, sapi diberi neck tag, pertanda sudah mendapat suntikan vaksin.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto menyampaikan, Rembang mendapat kuota 3.000 dosis vaksin, dengan toleransi sampai 5.000 dosis.
“Jika kita mampu menyerap dengan cepat 3.000 dosis, kita diberi tenggang waktu satu minggu ke depan, maka kita diperbolehkan untuk mengajukan penambahan lagi vaksin,” terang Agus.
Disampaikan, sapi yang menjadi sasaran vaksinasi, di antaranya sapi yang sehat tidak dalam kondisi sakit atau yang sudah sembuh dari PMK, kemudian sapi yang masa hidupnya masih panjang, bukan sapi yang akan dipotong. Dan usia sapi yang sudah bisa divaksin, yaitu minimal umur dua minggu.
“Kami sudah melakukan zonasi. Di mana, sasaran vaksinasi adalah daerah yang masih hijau atau nol kasus PMK, salah satunya Pangkalan ini. Terhadap desa yang merah, maka diturunkan pada satuan farm, atau kandang komunal atau kelompok yang masih bersih dari PMK, baru bisa kita lakukan vaksinasi,” jelasnya.
Ditambahkan, pihaknya ditarget untuk melakukan vaksinasi tahap pertama harus selesai pada 2 Juli 2022. Satu botol vaksin berisi 200 cc untuk diaplikasikan 100 ekor sapi.
“Sehingga targetnya satu hari memvaksin 100 ekor sapi. Karena botol vaksin yang sudah dibuka harus habis hari itu juga,” ungkapnya
Bupati Rembang Abdul Hafidz menuturkan, kedatangan vaksin PMK memberikan harapan untuk dapat menekan penyebaran penyakit tersebut. Penularan PMK sangat masif, sehingga dengan penyuntikan vaksin di desa yang masih nol kasus, diharapkan dapat memotong penyebarannya.
“Kita akan menyelesaikan vaksinasi ini dalam satu minggu. Kondisi tiap desa berbeda, yang hijau kita prioritaskan dulu,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, bupati meminta jajaran Dintanpan terjun ke lapangan, untuk memetakan kondisi sapi-sapi yang ada di masyarakat, agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas dan sebanyak-banyaknya terkait PMK, serta vaksinasinya. []