News Sabtu, 08 Januari 2022 | 12:01

GP Ansor Minta Polri Tegas Proses Hukum Ferdinand Hutahaean

Lihat Foto GP Ansor Minta Polri Tegas Proses Hukum Ferdinand Hutahaean Logo GP Ansor. (foto: ist).

Jakarta - Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Luqman Hakim meminta Polri bertindak tegas dengan memproses hukum Ferdinand Hutahaean yang membuat gaduh usai mencuitkan `Allahmu lemah` di Twitter pada 4 Januari 2022.

Menurut Luqman, cuitan Ferdinand Hutahaean dapat dikategorikan sebagai serangan penghinaan dan penistaan terhadap agama tertentu. Pernyataan, bekas politisi Partai Demokrat itu berpotensi menimbulkan keonaran.

"Dan permusuhan bernuansa agama serta mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat," kata Luqman kepada wartawan di Jakarta, dikutip Opsi, Sabtu, 8 Januari 2022.

Menurut dia, cuitan Ferdinand yang menyebutkan "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela..." tidak sama dengan kalimat yang disampaikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang pernah mengatakan "Tuhan Tidak Perlu Dibela".

Luqman menilai, Gus Dur sama sekali tidak menghakimi bahwa Tuhan yang diyakini seseorang keadaannya lemah lalu harus dibela, justru menegaskan Tuhan tidak perlu dibela karena Tuhan Maha Kuat dan Kuasa.

"Sangat jauh berbeda antara cuitan Ferdinand dengan perkataan Gus Dur. Dan karena itu jangan disamakan antarkeduanya," ujarnya.

 

Menurut dia, masalah keyakinan agama apalagi menyangkut ketuhanan, merupakan urusan personal setiap warga negara Indonesia yang dijamin dan dilindungi konstitusi bahkan dijadikan sila pertama dasar negara Indonesia, Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Artinya, negara Indonesia mengakui dan melindungi hak setiap warga negara untuk memiliki keyakinan keagamaan dan ketuhanan. Maka, siapapun tidak boleh membawa-bawa masalah keyakinan asasi itu ke ranah diskursus publik, karena pasti akan menyebabkan ketersinggungan sesama warga negara yang berbeda keyakinan," ujarnya.

Luqman berharap, kasus cuitan Ferdinand menjadi pelajaran berharga bagi setiap warga negara, jangan ada lagi yang bermain-main dengan agama untuk kepentingan dan tujuan apapun.

Dia mengingatkan, ketersinggungan dalam keyakinan agama dan apalagi menyangkut eksistensi Allah, terbukti telah memicu banyak permusuhan dan peperangan panjang dalam sejarah peradaban manusia. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya