Pilihan Kamis, 21 Juli 2022 | 18:07

Apa Istimewanya Kota Parapat, Lokasi Berlangsungnya W20 Summit

Lihat Foto Apa Istimewanya Kota Parapat, Lokasi Berlangsungnya W20 Summit Desa Tiga Rihit di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. (Foto: Kemenparekraf)
Editor: Tigor Munte

Simalungun - Perhelatan Woman 20 atau W20 Summit digelar di Kota Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, sejak 19-21 Juli 2022.

Sebanyak kurang 40-an perempuan dari 15 negara bertemu dan berdiskusi di forum itu di Hotel Niagara Parapat.

Sedikitnya delapan isu mereka bahas bersama, fokusnya tentang perempuan seperti disampaikan Chair of W20 Hadriani Uli Silalahi.

Hasil diskusi tersebut kemudian dirangkum dan dokumennya disampaikan kepada Presiden Jokowi untuk dibawa dalam ajang G20 di Bali pada November 2022.

Nah, kenapa kegiatan itu digelar di Kota Parapat, alasannya mudah ditebak. Karena memang Parapat berada di Kawasan Danau Toba.

Cuma itu?

Parapat dikenal dengan sejumlah hal yang unik dan menarik sebetulnya untuk sebagai destinasi wisata, baik alam, sejarah, dan kulinernya.

Parapat merupakan pintu gerbang untuk menuju Pulau Samosir jika menggunakan jalur darat dari Kota Medan atau Kota Pematang Siantar.

Sebaliknya juga kota transit jika dari Kabupaten Toba atau Kabupaten Tapanuli Utara jika hendak ke Kota Medan, Kota Pematang Siantar, dan wilayah Sumatra Timur lainnya.

Salah satu destinasi menarik dan unik jika sudah masuk Kota Parapat, yakni ada Desa Wisata Kampung Warna Warni Tiga Rihit. 

Desa ini menembus 50 besar desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Danau Toba dilihat dari Panatapan, Parapat. (Foto: Istimewa)

Ini adalah kampung yang berada di bibir Danau Toba. Letak rumah warga-warga di sana tersusun vertikal dan dicat warna-warni. Desa ini berjarak sekitar 78 kilometer dari Bandara Silangit.

Posisinya di lereng bukit menawarkan pemandangan langsung ke arah Danau Toba dari ketinggian. Sehingga terlihat sangat indah dipandang. 

Hanya itu? 

Di kota ini ada satu panganan enak dan legit bernama Dolung-dolung Parapat. 

Dolung-dolung sejenis lappet atau lepat. Bentuknya bulat dan dibungkus dengan daun bambu. 

Makanan ini terbuat dari tepung beras yang di dalamnya terdapat gula aren yang dicampur kelapa parut.

Rasanya sangat lezat apabila disantap saat panas. Cocok ditemani teh hangat, dan kopi.

Dolung-dolung lazim ada saat upacara adat, seperti lamaran. Kabarnya bentuk yang bulat sebagai penanda simbol hasil pemufakatan yang bulat teguh di antara kedua belah pihak keluarga pengantin. 

Apa lagi? 

Parapat dikenal sebagai salah satu destinasi wisata sejarah. Di kota ini pernah hidup dalam pengasingan seorang putra bangsa bernama Soekarno. 

Soekarno atau Bung Karno diasingkan Belanda di sana bersama Sutan Sjahrir dan Haji Agus Salim sejak 4 Januari 1949.

Rumah Pengasingan Soekarno di Parapat. (Foto: Istimewa)

Mereka ditempatkan di sebuah rumah atau pesanggrahan berukuran 10-20 meter yang lokasinya di tepian Danau Toba. 

Konon rumah itu dibangun Belanda tahun 1820. Hingga kini, rumah pengasingan itu masih kokoh berdiri dan tetap dengan bentuk aslinya, arsitektur Eropa.

Ohya, kalau ke Parapat jangan pernah tidak singgah ke lokasi Panatapan. Lokasinya di tepi jalan, di mana banyak warung atau kedai di sana.

Lelah berkendara, silakan singgah untuk mencicipi kopi, teh, Dolung-dolung dan kuliner khas Danau Toba lainnya, sembari melepaskan pandangan sejauh mungkin ke hamparan perairan Danau Toba di depannya.[]

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya