News Sabtu, 07 Mei 2022 | 12:05

Arus Balik Jalur Laut Meningkat, Kapal Navigasi di Sejumlah Perairan Krusial Diaktifkan

Lihat Foto Arus Balik Jalur Laut Meningkat, Kapal Navigasi di Sejumlah Perairan Krusial Diaktifkan Kapal Negara Mizan milik Kementerian Perhubungan. (Foto: Kemenhub)
Editor: Tigor Munte

Semarang - Pemudik yang bermaksud menggunakan kapal laut untuk kembali ke tempatnya semula mengalami peningkatan.

Kementerian Perhubungan pun mengaktifkan kapal negara dan kapal navigasi di seluruh titik perairan krusial.

Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, untuk mengecek penanganan arus balik, Sabtu, 7 Mei 2022. 

Kesempatan itu, Menteri Budi Karya mengecek keberangkatan kapal KM Dharma Kartika VII tujuan Pontianak. 

Ada sekitar 700 orang akan melakukan perjalanan kembali, mereka membawa motor, mobil dan logistik dengan menggunakan kapal laut.

Salah satu penumpang bernama Supardi yang hendak balik ke Pontianak kepada Menteri Budi Karya mengaku lebih nyaman naik kapal laut.

”Mereka bilang naik kapal sangat enak, seperti plesiran, makanannya juga enak,” kata Menteri Budi Karya.

Lebih jauh Menteri Budi Karya telah menginstruksikan kapal navigasi dan KPLP untuk siaga di titik-titik perairan yang krusial. 

Baca juga:

Presiden Jokowi: Pemerintah Akan Berupaya Maksimal Atasi Kemacetan di Arus Balik Lebaran 2022

“Kapal-kapal negara, kapal navigasi dan kapal KSOP bersiaga di semua tempat titik. Apakah di Madura, Selayar, Banjarmasin, Samarinda, Belawan. Semua teman-teman di navigasi dan KSOP siap memback up apabila terjadi sesuatu,” katanya.

Dikatakannya, pemerintah telah menyiapkan dengan cermat dan hati-hati, dalam rangka mengantisipasi lonjakan arus mudik maupun balik yang terjadi di angkutan laut. 

Survei Balitbanghub, pada tahun ini sekitar 1,4 juta orang mudik menggunakan kapal laut.

Pihaknya kata menteri, juga sudah meminta semua operator pelayaran untuk mengantisipasi daerah-daerah yang berpotensi mengalami lonjakan penumpang yang signifikan, dengan melakukan re-routing kapal-kapal ke daerah yang penumpangnya padat. 

Upaya itu sebagai antisipasi terjadinya kelebihan muatan kapal yang dapat membahayakan keselamatan penumpang. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya