News Kamis, 16 Desember 2021 | 14:12

Bakal Gugat PT 20 Persen, Raja dan Sultan Nusantara Akan Datangi MK

Lihat Foto Bakal Gugat PT 20 Persen, Raja dan Sultan Nusantara Akan Datangi MK Petugas keamanan melintas di depan Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (23/5/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.(ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A)

Jakarta - Raja dan Sultan Nusantara yang tergabung dalam Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) siap `menggugat` Presidential Threshold (PT) 20 persen.

Para Raja dan Sultan Nusantara sependapat dengan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, agar PT diturunkan menjadi 0 persen.

Gugatan itu akan diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dalam bentuk Judicial Review. Tak hanya itu, MAKN juga akan mendatangi langsung Mahkamah Konstitusi (MA) untuk menyampaikan tuntutan mereka.

Hal itu terungkap saat para MAKN bertemu dengan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Rumah Dinas Ketua DPD RI Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu, 15 Desember 2021 kemarin.

Ketua Dewan Kerajaan MAKN, PYM Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan atau Raja Denpasar IX, mengaku tak kuasa menahan emosi kala membahas masa depan Indonesia. Menurutnya, kerajaan dan kesultanan ada sebelum Indonesia lahir.

"Saat ini kita menggunakan sistem demokrasi. Demokrasi model apa yang kita gunakan sekarang. Kok demokrasi kita yang luhur, yang berlandaskan Pancasila ditinggalkan begitu saja," kata Ida mengutip keterangan yang diterima Opsi, Kamis, 16 Desember 2021.

Sejauh ini, dari seluruh lembaga tinggi negara, lanjutnya, hanya DPD RI yang aktif turun menemui, menyerap, dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.

"Memang kami adalah masa lalu. Tetapi tidak ada masa sekarang tanpa masa lalu. Dan harus dipahami oleh semua pihak, justru masa lalu itu yang membentuk Republik ini," ujarnya.

Tak hanya Presidential Threshold 0 persen, ia menyebut MAKN mengajak DPD RI untuk bersatu padu memperjuangkan Amandemen ke-5 konstitusi untuk mengembalikan demokrasi Pancasila.

"Kami mengajak DPD RI untuk maju terus. Kami ajak DPD RI Amandemen untuk kembali kepada jati diri bangsa, dengan menempatkan Pancasila sebagai sumber kehidupan berbangsa. Kami siap berjuang untuk itu," tegas Ida.

Sementara, Ketua MAKN KPH Eddy S Wirabhumi dari Kesultanan Surakarta Hadiningrat menambahkan, pihaknya sudah melakukan komunikasi internal.
Ia menilai hal ini adalah gagasan mulia dan entry point untuk memperbaiki bangsa ini.

"Kita butuh pemimpin yang adil. Kalau jauh dari harapan, harapannya jauh juga. Sampai kapan kita mau begini terus. Kami sependapat bahwa PT 0 persen menjadi entry point perbaikan nasib bangsa ini. Kami tak punya kepentingan politik praktis. Marwah kami akan terjaga. Jangan ada anasir-anasir ke politik praktis," ujar Eddy.

Untuk memperkuat dukungannya terhadap Judicial Review Presidential Threshold, Eddy mengaku akan mengerahkan seluruh jaringan yang dimilikinya.

"Seluruh jaringan akan kita gerakkan. Ini untuk Indonesia," tutur Eddy.

Lebih lanjut, Ketua 2 MAKN, YM KPB Tubagus Amri Wardhana dari Kesultanan Banten Sorosoan mengingatkan kembali tujuh titah Raja dan Sultan Nusantara pada Festival Adat Kerajaan Nusantara di Keraton Sumedang Larang.

Menurutnya, Ketua DPD RI telah diberikan mandat untuk memperjuangkan tujuh titah Raja dan Sultan Nusantara tersebut.

"Titah itu dari kami dan kami akan mengawal itu. Kita ingin gugatan ke MK kali ini tidak gagal karena Judicial Review Presidential Threshold 20 persen beberapa kali diajukan tetapi belum berhasil. Harus ada gerakan moral se-Indonesia. Akan kami gelorakan melalui kerajaan. Tak hanya yuridis-formal," katanya.

"Kalau perlu demo, juga akan kita gerakkan. Kami akan datangi MK dengan menggunakan pakaian adat kami masing-masing. Untuk menghilangkan oligarki politik, maka Presidential Threshold 0 persen harus kita gelorakan di seluruh Indonesia," sambung Tubagus.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya