News Kamis, 20 Januari 2022 | 20:01

Bikin Warga Sunda Marah, PDIP Beri Sanksi Peringatan ke Arteria Dahlan

Lihat Foto Bikin Warga Sunda Marah, PDIP Beri Sanksi Peringatan ke Arteria Dahlan Komaruddin Watubun Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan (foto: Antara/ Hendrina Dian Kandipi).

Jakarta - DPP PDI Perjuangan (PDIP) memberikan sanksi peringatan kepada anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan atas pernyataannya yang menggaduhkan perihal bahasa Sunda, yang dinilai melanggar etik dan disiplin partai.

"Surat sanksi peringatan ditandatangani Pak Sekjen Hasto Kristiyanto dan saya sebagai Ketua DPP Bidang Kehormatan," kata Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komaruddin Watubun di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Januari 2022.

DPP PDIP, kata Komaruddin, menerima berbagai laporan dan membaca pemberitaan di media, termasuk dari pendukung partai di Jawa Barat yang merasa terusik dan kurang nyaman dengan pernyataan Arteria Dahlan.

Dalam klarifikasi tersebut, Komaruddin menegaskan apa yang disampaikan Arteria Dahlan dari sisi organisasi di partai serta penilaian partai, hal itu sudah melanggar etik dan disiplin organisasi.

"Dalam klarifikasi dengan DPP hari ini, Pak Arteria menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada DPP PDIP. Sebagai kader partai siap menerima sanksi yang diberikan partai. Jadi DPP PDIP memberikan sanksi peringatan kepadanya. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi Pak Arteria," kata Komaruddin.

Pada saat bersamaan, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengingatkan Arteria Dahlan bahwa Indonesia dibangun dengan semangat persatuan dan kebangsaan tanpa membeda-bedakan suku, agama, jenis kelamin, status sosial, dan berbagai pembeda lainnya.

"Semangat Indonesia untuk semua. Indonesia dengan jiwa bangsa Pancasila itulah yang dikobarkan Bung Karno. Bahkan Bung Karno melakukan kontemplasi ideologisnya diformulasikan di Bumi Parahyangan ketika bertemu dengan Pak Marhaen dan kemudian mematangkan konsepsi Pancasilanya setelah dibuang ke Ende dan Bengkulu," ucap Hasto.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan dalam Rapat Kerja Komisi III DPR RI bersama Kejaksaan Agung pada Senin, 17 Januari 2022, menyampaikan kritik kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Menurut dia, ada seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang berbicara menggunakan bahasa Sunda ketika rapat kerja. Dia meminta Jaksa Agung untuk mengganti Kajati yang menggunakan bahasa Sunda tersebut.

Namun, Arteria Dahlan tidak mengungkapkan siapa Kajati yang berbicara menggunakan bahasa Sunda itu. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya