Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno berpendapat, besarnya jumlah penduduk di Tanah Air menjadi salah satu bantalan yang kuat untuk mencegah Indonesia masuk dalam situasi stagflasi.
Kendati demikian, dia mewanti-wanti hal itu hanya akan terjadi jika besarnya market Indonesia tersebut juga turut diimbangi dengan angka produktivitas yang tinggi.
"Karena itu, upaya untuk meningkatkan produktivitas tidak ujug-ujug, harus melalui proses panjang. Harus ada ekosistem yang mendorong orang untuk memiliki insentif dalam meningkatkan produktivitas," kata Hendrawan seperti mengutip catatan Parlementaria, Jumat, 15 Juli 2022.
Meski di tengah kondisi perang Rusia versus Ukraina yang mengakibatkan terjadinya disrupsi rantai pasok pangan, lanjut dia, besarnya penduduk tersebut akan sangat bermanfaat.
Sebab, kata politisi PDI Perjuangan ini, variasi pangan Indonesia akan lebih beragam dan lengkap.
"Karena ada porang, ubi, sagu, jagung dan seterusnya. Untuk food estate, sentra industri pangan yang digenjot oleh pemerintah, paling tidak bisa mitigasi kerawanan impor bahan pangan," tuturnya.
Besarnya demografi dan luas wilayah ini di sisi lain juga akan membantu krisis pangan.
Sebab masih banyak pulau-pulau di Indonesia yang belum terkelola secara profesional untuk menjadi lumbung-lumbung pangan yang besar dan kuat.
Sehingga, jika luas wilayah tersebut bertemu dengan tingginya produktivitas masyarakat Indonesia dengan ekosistem yang baik, maka akan sangat bermanfaat untuk masyarakat.
"Jadi, (peningkatan produktivitas) ini proses panjang, tetapi kita bicara jangka pendek karena pandemi dan juga akibat perang Ukraina dan Rusia. Soal jangka panjang, tantangan kita masih besar. Tapi sekarang kita bicara jangka pendek dan menengah untuk mengatasi stagflasi ini," ucap Hendrawan.[]