Pematangsiantar - Timnas sepak bola Indonesia lolos ke Piala Asia 2023. Banyak pejabat di Pemerintah Kota Pematangsiantar, Sumatra Utara, ikut mendukung dan mendoakan sukses tim nasional itu.
Tapi mereka abai dengan kondisi daerahnya, di mana Stadion Sang Nawaluh, stadion kebanggaan kota kelahiran H Adam Malik itu kini bak sarang ular dan sarang hantu.
Stadion yang pernah mementaskan laga nasional, regional, dan lokal di era tahun 80-an itu berada di Jalan Stadion, Kelurahan Sukadame, Kecamatan Siantar Utara.
Pemerintah Kota Pematangsiantar sudah menggelontorkan duit hingga Rp 10 miliar sampai tahun 2017 lalu guna merehabilitasi stadion tersebut.
Duit sebanyak itu diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pematangsiantar.
Kondisi lapangan Stadion Sang Nawaluh Pematangsiantar, Sumatra Utara, Rabu, 15 Juni 2022. (Foto: Opsi)
Dikucurkan lagi sebanyak Rp 6 miliar pada tahun 2018 dan tahun 2019 Rp 4 miliar. Total hampir Rp 20 miliar.
Mau tahu hasilnya duit sebesar itu dihabiskan buat stadion?
Opsi ke sana pada Rabu, 15 Juni 2022 siang. Begitu tiba di sana, tampak luar stadion jorok, dan kumuh.
Di luar tembok stadion tumbuh rumput liar dan bangun liar milik warga di sana. Baik bentuk warung maupun bengkel mobil.
Tembok stadion tampak hitam warnanya, aslinya cat warna putih. Tembok tampak keropos karena memang tak pernah direhab sama sekali.
Tiba di depan pintu gerbang masuk stadion. Di bagian atas akan tampak tertulis Stadion Sang Nawaluh. Warna tulisan huruf kapital sudah pudar.
Tampak depan stadion warna merah maron. Juga sudah kabur dan ditingkahi warna hitam dan kecoklatan.
Kondisi tribun Stadion Sang Nawaluh Pematangsiantar, Sumatra Utara, Rabu, 15 Juni 2022. (Foto: Opsi)
Kiri kanan bangunan ada ruangan yang dulunya tempat membeli tiket atau karcis. Isi ruangan itu kini dihuni warga yang menjadikannya rumah tinggal
Masuk ke dalam stadion. Kiri kanan ada tribun. Bangku tribun yang terbuat dari kayu atau papan tampak sudah busuk dan rapuh.
Baca juga:
Ada 6 Bangunan Mangkrak di Siantar, Salah Satunya Tugu Sang Naualuh Damanik
Di depan tribun itu, tumbuh rumput setinggi pemain sepak bola timnas Elkan Baggot. Warga di sana menjemur kain, yah dibuat tali memanjang, jadi jemuran kain.
Lantai di bagian tribun juga sudah hancur. Jorok karena sampah bekas plastik dan kertas berserakan di sana.
Bench pemain di Stadion Sang Nawaluh Pematangsiantar, Sumatra Utara, Rabu, 15 Juni 2022. (Foto: Opsi)
Lebih ke dalam, ada bench pemain di sebelah kiri kanan. Di sana tumbuh subur rumput setinggi Marc Klok.
Warna bench bagian atapnya coklat, sepertinya dari seng. Jika salah pegang bisa tergores karena kasar.
Di atas bencah ada bangunan drainase dengan tutup. Jika tutupnya dipijak, akan bunyi dan goyang-goyang.
Lepas pandangan satu dua meter, rumput tinggi berdiri megah di sepanjang lapangan stadion yang pernah digunakan warga Pematangsiantar untuk bermain bola hingga menonton konser grup musik Padi, Slank, hingga Peterpan.
Kondisi tribun Stadion Sang Nawaluh Pematangsiantar, Sumatra Utara, Rabu, 15 Juni 2022. (Foto: Opsi)
Lapangan praktis menjadi lahan suburnya rumput. Untuk bisa bermain bola di sana, bisa jadi harus menggunakan sepatu bot. Kalau sepatu bola, bisa jadi ilalang menusuk tembus ke kaki.
Tiang gawang masih tampak bagus dengan cat warna putih. Hanya saja, tiang itu untuk apa kurang dimengerti karena gak pernah dipakai.
Nah, pandangan dilepas ke bagian seberang, ada bangunan tribun besar menghadap gerbang masuk stadion.
Tribun yang dibangun menggunakan material batu dan besi. Besi-besi yang ada di sana sudah banyak hilang, dicuri dan malingnya beberapa sudah ditangkap polisi.
Kemudian bangunan di dalam tribun, kabarnya beberapa sudah rusak. Masuk ke sana ada rasa takut, karena bau, kumuh, berlendir dan bak sarang untuk mesum dll.
Bangunan itulah yang menjadi penyedot uang hingga Rp 20 miliar tersebut, termasuk membangun drainase stadion.
Kabarnya penggunaan dana untuk stadion ini sudah menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Kondisi Stadion Sang Nawaluh Pematangsiantar, Sumatra Utara, Rabu, 15 Juni 2022. (Foto: Opsi)
Pemko Pematangsiantar melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pematangsiantar tahun 2020 tak mengalokasikan anggaran ke stadion ini karena pergeseran dana Covid-19.
Tahun 2021, dinas tersebut mengajukan proposal ke Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk meminta dana lagi membangun stadion tersebut.
Pejabat di PUPR Kota Pematangsiantar bernama Henry John Musa Silalahi kepada wartawan tahun lalu mengatakan, dibutuhkan Rp 80 miliar lagi membangun stadion itu, biar rampung.
Sejauh ini, Kota Pematangsiantar tidak punya stadion sepak bola lagi setelah stadion ini mangkrak. []