Medan - Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di Sumatra Utara. Tiba di Medan, Jokowi diberikan Tungkot (Tongkat) Balehat Raja dan seperangkat pakaian adat Batak Toba.
Tokoh masyarakat Sumatra Utara, RE Nainggolan menyebut alasan pemberian Tungkot Balehat Raja kepada Jokowi.
"Kita berikan tongkat Balehat Raja untuk menjadi semacam perlambang kekuatan kepada Bapak Presiden dalam rangka menjalankan kepemimpinannya," kata RE Nainggolan di Medan, Kamis, 7 Juli 2022.
Tongkat yang diberikan kepada Presiden Jokowi, yakni Tungkot Balehat Raja memiliki makna dan filosofi yang kuat dalam budaya Batak Toba.
Dilansir dari beberapa sumber, ada dua jenis tongkat atau tungkot yang lazim dipakai orang Batak Toba.
Kedua tongkat itu tak sembarangan orang menerima dan memakainya. Harus seorang pemimpin. Kedu tongkat dimaksud, yakni Tungkot Balehat Raja dan Tungkot Tunggal Panaluan.
Balehat Raja
Lazimnya Tungkot Balehat Raja, dikenakan seorang raja zaman dulu. Saat membawanya di sebelah kanan, dipadu dengan Piso Halasan di sebelah kiri, menggambarkan kekuasaan dan karisma yang dimilikinya.
Tungkot Balehat Raja ini berukuran tidak lebih dari 4 hasta atau tak lebih dari 2 meter. Tungkot Balehat Raja pemakaiannya untuk memperkuat kebatinan.
Raja Batak membawa Tungkot Balehat Raja. (Foto: Twitter)
Tokoh budaya dari Toba, Monang Naipospos dalam penjelasannya yang dikutip, menjelaskan Tungkot Balehat Raja terbuat dari kayu pilihan dan berbentuk lurus mirip tongkat komando dengan tinggi mencapai batas telinga sang raja selaku pemiliknya.
Kebesaran dan kekayaan raja terlihat dari cincin-cincin perak yang melingkar pada tongkat tersebut termasuk balutan perak pada pegangannya.
Tunggal Panaluan
Tunggal Panaluan dulu dipakai seorang penuntun atau pembuka satu kegiatan sakral. Orang Batak menganggap tongkat ini memiliki kekuatan gaib.
Penggunanya tak bisa sembarangan. Hanya dipakai dan dimiliki seorang Datu Bolon atau dukun sakti.
Digunakan untuk meminta hujan, menolak hujan, melawan bala, mengobati penyakit, mencari dan menangkap pencuri, membantu dalam peperangan dll.
Perbedan
Secara umum ada perbedaan kedua tongkat tersebut, dari segi ukuran, bentuk, dan penggunaan.
Ukuran Tunggal Panaluan lebih panjang daripada Tungkot Balehat Raja. Kemudian, Tungkot Balehat Raja disajikan untuk kekuatan pribadi, sedangkan Tunggal Panaluan untuk kebutuhan umum.
Tunggal Panaluan tidak bisa bersambung. Kalaupun Anda misalnya menemukan Tunggal Panaluan dijual dengan bentuk bersambung-sambung, itu hanyalah souvenir dan bukan Tunggal Panaluan yang sebenarnya.
Tunggal Panaluan rangkaian ukirannya dari rangkaian makhluk hidup yang utuh, sedangkan Tungkot Balehat Raja tidak serumit Tunggal Panaluan.
Tunggal Panaluan siapa saja bisa memakai sepanjang menjadi teladan atau panutan orang, sedangkan Tungkot Balehat Raja harus ada garis keturunan atau hubungan darah.
Tungkot Balehat Raja ritualnya dengan pendekatan diri pada pencipta, sedangkan Tunggal Panaluan ritualnya membacakan syair pembuka dan penutup. []