News Selasa, 15 Maret 2022 | 16:03

Kamping Sudah Selesai, Rizal Ramli: Mas Jokowi Urus Itu Minyak Goreng

Lihat Foto Kamping Sudah Selesai, Rizal Ramli: Mas Jokowi Urus Itu Minyak Goreng Antre minyak goreng. (Foto: Twitter)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Rizal Ramli, ekonom yang rajin mengkritisi Pemerintahan Jokowi, menyindir soal kelangkaan minyak goreng. Menurut dia, urusan minyak goreng jangan diberikan ke menteri yang tak bisa bekerja.

Terlihat kicauan Rizal Ramli di Twitter, Selasa, 15 Maret 2022. "Camping di IKN dah selesai. Tapi antri migor masih berlanjut," tulisnya.

Dia kemudian menandai akun Twitter sang presiden,"Mas Jokowi, jadi presiden lagi gih, urus tu minyak goreng jangan serahkan hanya kepada mentri asal nyeplak, wong ndak bisa kerja!" tulisnya.

Dalam kicauannya, mantan anak buah Jokowi itu di periode pertama juga melampirkan satu foto di mana banyak warga antre untuk mendapatkan minyak goreng.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan Presiden Jokowi akan mengadakan rapat internal guna membahas kelakaan dan naiknya harga minyak goreng di sejumlah wilayah, sepulang dari Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.

Baca juga: Sepulang dari IKN, Presiden Jokowi Putuskan Masalah Minyak Goreng

"Dengan demikian direncanakan setelah kembali dari acara IKN ini Presiden akan mengadakan rapat intern untuk segera memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng ini," kata Pramono Anung dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 14 Maret 2022.

Pramono menjelaskan, setiap Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke daerah, pasti juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk melihat persoalan yang menyangkut dengan minyak goreng.

"Dan beliau sangat memahami terhadap persoalan ini. Beliau juga memotret dan kemudian juga beliau segera akan memutuskan langkah-langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah dalam waktu dekat ini. Karena hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama," ucapnya.

Menurut Pramono, yang menjadi persoalan adalah kelangkaan minyak curah dan minyak kemasan yang kurang lebih jumlahnya 9 juta per tahun. Dia meminta produsen minyak memprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya