Daerah Rabu, 06 April 2022 | 21:04

Kehidupan Pria Paruh Baya asal Palopo Sulsel di Mamuju Sulbar Sangat Memprihatinkan

Lihat Foto Kehidupan Pria Paruh Baya asal Palopo Sulsel di Mamuju Sulbar Sangat Memprihatinkan Mangadung, 62 tahun, kini terbaring di RSUD Mamuju setelah dibantu sejumlah relawan. (Foto: Opsi/Eka Musriang)
Editor: Rio Anthony Reporter: , Eka Musriang

Mamuju - Kehidupan seorang pria paruh baya, Mangadung, 62 tahun, yang hidup sebatang kara di Desa Belang-belang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), sangat memprihatikan.

Bertahun-tahun, Mangadung menderita penyakit yang tidak pernah diperiksakan ke Puskesmas, maupun Rumah Sakit (RS).

Hingga sekira setahun lalu, Mangadung yang sudah bertahun-tahun menderita penyakit sesak napas, mengalami kelumpuhan.

Ia juga tinggal di rumah yang berukuran cukup kecil dan sangat memperhatikan sudah bertahun-tahun lamanya.

Sejumlah relawan yakni Relawan Merah Putih Kalukku, Relawan Peduli dan Berbagi Kalukku, Relawan Pelabuhan Belang-belang, Kerukunan Toraja di Mamuju dan Kerukunan Keluarga Luwu Raya di Sulbar, mendapat informasi tentang kondisi pria paruh baya tersebut.

Sehingga relawan-relawan tersebut mengurus KK, KTP dan BPJS Kesehatan, memandikan dan membawa Mangadung ke Puskesmas Beru-beru, lalu dirujuk ke RSUD Mamuju.

Relawan Peduli dan Berbagi Kalukku, Mardawati Anggraeni mengungkapkan, awalnya, pihaknya mendapat informasi dari anak yang ditempati Mangadung menumpang.

"Saya di WhatsApp, minta tolong foto Mangadung di posting di media sosial supaya bisa ketemu dengan anaknya," kata Mardawati, Rabu, 6 April 2022.

Ia juga mengungkapkan, anak Mangadung sebanyak tiga orang yang tinggal di Toraja, Palopo dan Barru Sulsel.

"Anaknya dari Toraja kemarin sudah berangkat ke Mamuju dan kita lagi menunggu," katanya.

Sementara itu, Relawan Merah Putih Kalukku, Marhamah mengungkapkan, Mangadung sudah bertahun-tahun menderita kelumpuhan.

"Selain itu, kedua bola matanya sakit karena katarak, asma dan pembengkakan dibagian perut dan dadanya, sehingga sesak," kata Marhamah.

Ia juga mengungkapkan, selama ini, Mangadung di urus dan dirawat orang yang sudah menganggapnya sebagai keluarga sendiri, meskipun dia bukan siapa-siapa.

"Mangadung sudah menjadi bagian keluarga mereka karena sudah puluhan tahun tingga bersama," katanya.

Untuk diketahui Mangadung merupakan asli dari Palopo Sulsel. Namun, Ia merantau ke Desa Belang-belang, Mamuju Sulbar, sejak tahun 1972 dan tinggal bersama orang tua dari orang yang merawatnya saat ini.

Dia memiliki tiga orang anak, namun mereka semanya tidak bersamanya, dan istrinya juga tidak diketahui keberadaannya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya