Daerah Minggu, 02 Januari 2022 | 14:01

Kematian Massal Ikan Menimbulkan Polusi Udara di Danau Maninjau

Lihat Foto Kematian Massal Ikan Menimbulkan Polusi Udara di Danau Maninjau Nelayan melihat ikan-ikan yang mati di tepi Danau Maninjau, Nagari Bayua, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Jumat, Februari 2021. foto: Antara/Iggoy el Fitra/wsj.

Jakarta - Kematian massal ikan yang terjadi sejak awal Desember 2021 di Danau Maninjau, menimbulkan polusi udara di kawasan danau yang berada di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

Rizki (38) menuturkan, dalam perjalanan untuk mengunjungi Danau Maninjau, dirinya mencium bau tidak sedap semenjak memasuki Nagari Bayua.

"Sepanjang jalan, udara di daerah itu tidak bagus, sehingga saya merasa mual," katanya kepada wartawan di Lubukbasung, dikutip Opsi, Minggu, 2 Januari 2022.

Di samping itu, kata dia, bangkai-bangkai ikan yang mengapung di Danau Maninjau menambah ketidaknyamanan warga yang mengunjungi kawasan danau untuk berwisata.

Pengunjung Danau Maninjau lainnya, Desrona (23), mengatakan kunjungan wisatawan ke kawasan danau vulkanik itu bisa semakin menurun apabila pemerintah daerah tidak segera mengatasi masalah yang terjadi akibat kematian ikan massal.

"Dari pantauan saya, di Maninjau dan Bayua tidak ada pengunjung yang singgah," katanya.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam Rosva Deswira mengatakan, pada Kamis, 30 Desember 2021, ikan yang mati di wilayah Nagari Bayua total mencapai sekitar 200 ton dan di wilayah Nagari Manijau sekitar 50 ton.

Menurut dia, sepanjang Desember 2021 ikan yang mati di kawasan Danau Maninjau total mencapai sekitar 1.705 ton. Bangkai-bangkai ikan yang membusuk menimbulkan bau tidak sedap di kawasan danau.

Ia mengatakan, kematian ikan massal di kawasan danau itu dipicu oleh kondisi cuaca ektrem.

"Bangkai ikan tidak dikumpulkan petani, sehingga terjadi pencemaran," kata Rosva. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya