Bontang - Masyarakat banyak yang mengeluh terkait proses sistem penerimaan murid baru (SPMB) 2025. Keluhan itu terkait kesulitan dalam melakukan pendaftaran secara online.
Alhasil, mereka harus datang ke sekolah yang dituju untuk melakukan konsultasi terkait proses penerimaan murid baru itu.
“Kemarin memang sempat mengalami kesulitan saat mendaftar. Ade dan ibu saya yang kemarin pergi mendaftar. Namanya orang tua, mereka tidak paham dengan hal seperti ini. Akhirnya, kemarin kami ke sekolah untuk mendaftar. Kemarin adik saya daftar di SMAN 2,” kata Agung Yosua, kakak salah satu pendaftar SPMB 2025 saat ditemui Nomor Satu Kaltim, Jumat 27 Juni 2025.
Walau, ia bersyukur, di sekolah tujuannya: SMAN 2 Bontang, ada panitia yang standby untuk membantu melakukan pendaftaran hingga selesai.
“Karena ibu saya yang temani ade untuk mendaftar, jadi saya tidak memahami betul permasalahan apa yang dialami. Tapi kemarin hanya bilang daftarnya sedikit ribet,” bebernya.
Sayangnya, usaha keras itu tidak sesuai dengan hasilnya. Adiknya gagal dalam proses pendaftaran di sekolah impiannya itu. “Hasil sementara sih, nilai ade saya terus tergusur dengan yang lain. Tapi, kita melihat pengumumannya senin nanti,” katanya lagi.
Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Novita Sianturi, salah satu orang tua wali murid.
Dalam proses pendaftaran murid baru kali ini, dia mengakui kalau memang ada sedikit kendala. Hambatan yang dia maksud adalah ketika dia harus meng-upload berkas-berkas yang diminta. Karena harus diubah dulu menjadi format PDF.
“Jadi kita foto terus di-upload menggunakan format PDF. Ribet sih. Tapi gak masalah lah. Terus byte-nya gak boleh lebih dari yang telah ditentukan. Jadi, harus pas. Saya sih upload-nya sesuaikan size yang diminta saja. Jadi, gampang terunggah,” ungkapnya.
Pun saat melakukan verifikasi juga harus kembali meng-upload berkas yang diminta. “Jadi kami mengunggah dua kali berkas.
Tapi gagal juga di SMAN 2. Ini saya daftar di SMK 3. Ini masih menunggu hasilnya. Pengumumannya kan senin depan,” terangnya.
Kepala SMAN 2 Bontang Suyanik mengakui bahwa dalam penerimaan murid baru ini, permasalahan yang paling banyak dihadapi adalah ketidakpahaman orang tua calon murid dalam melakukan pendaftaran secara online.
Sehingga, panitia SPMB SMAN 2 Bontang untuk membantu para pendaftar yang datang.
“Banyak yang datang konsultasi ke sini. Saya lihat, tahun ini lebih banyak yang tidak memahami mekanisme pendaftaran secara online. Jadi, kami menyiapkan laptop di ruangan yang kami sudah siapkan. Sehingga, mereka bisa langsung dibimbing. Saat ini, proses verifikasi masih berlangsung. Pengumuman akan dilaksanakan pekan depan,” ungkapnya.
Sementara itu, Pengurus Dewan Pendidikan Kaltim Rediyono menilai, proses penerimaan murid baru tahun ini masih kurang sosialisasi.
Sehingga, banyak orang tua murid atau mereka yang baru lulus SMP, tidak memahami proses pendaftaran SPMB 2025.
“Sosialisasi ke masyarakat harus lebih kencang sebenarnya. Masyarakat ini kan heterogen, bukan homogen. Tidak semua mengerti IT. Bagaimana melayani orang tua yang tidak mengerti IT. Itu harus dilayani dengan baik. Dengan banyaknya permasalahan tadi, artinya sosialisasinya sangat kurang,” tegasnya.
Karena itu, menurutnya hal ini harus menjadi bahan evaluasi tersendiri bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim. Agar, tidak terjadi lagi masalah yang sama tahun depan.
Harus ada pembenahan dari segala aspek. Mulai dari kemudahan dalam mengakses layanan dan edukasi kepada masyarakat.
“Harus mencari cara agar semua memahami proses penerimaan murid baru ini. Dibuat secara online harusnya dapat mempermudah mekanisme. Semua bisa menjadi cepat dan terbuka. Bukan malah membuat masalah baru lagi,” terangnya.