Pilihan Selasa, 21 Desember 2021 | 16:12

Kita Berharap Kabinet Indonesia Maju Blusukan Sampai 2024

Lihat Foto Kita Berharap Kabinet Indonesia Maju Blusukan Sampai 2024 Ketua Umum Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa), KP Norman Hadinegoro.(Foto:Opsi/Fernandho Pasaribu)

*Catatan akhir tahun 2021, Oleh KP Norman Hadinegoro

Selain disebut sebagai Kabinet Indonesia Maju, kabinet di Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga dinamakan sebagai Kabinet Blusukan.

Blusukan yang secara harfiah berarti masuk keluar (bukan keluar masuk) kampung untuk menangkap aspirasi rakyat dan kemudian membuat program kerja yang relevan dengan aspirasi rakyat tersebut. Hal ini akan menjadi metode kerja para menteri Kabinet Blusukan tentunya.

Secara logika, metode ini akan menjadi populer di tengah pemimpin dari tingkat menteri sampai dengan tingkat RT di kampung. Bagaimana tidak, mengingat Presiden Jokowi pun suka blusukan hampir setiap hari.

Bayangkan jika semua pemimpin di negeri ini menggunakan metode yang sudah terkenal taktis dan praktis dan tentunya sudah teruji dalam melakukan perubahan besar bagi masyarakat pada seluruh lini IPOLEKSOSBUDHANKAM atau ideologi politik ekonomi sosial budaya pertahanan dan keamanan.

Filosofi blusukan ternyata cukup dalam. Blusukan adalah cara Jokowi "minta maaf" mewakili pemimpin-pemimpin yang selama ini salah memperlakukan rakyat. Blusukan benar-benar merupakan maaf yang tulus dengan mendudukkan kembali rakyat sesuai posisinya sebagai orang-orang yang dilayani.

Blusukan adalah bukan pencitraan, melainkan tindakan kongkret melayani secara tepat dan bottom-up. Blusukan adalah bersahaja dan rendah hati kepada rakyat melayani demi negara.

Jokowi dalam tindakan dan tutur katanya sudah sangat jelas menunjukkan kualitas kerendahan hatinya. menjadi spirit di jajaran kabinet blusukan nantinya.

Vox populi vox Dei, suara rakyat adalah suara Tuhan. Ini rupanya menjadi dasar kerendahan hati anak manusia bernama Jokowi. Prinsip Massive Action adalah bekerja harus lebih giat dari orang lain, harus lebih keras dari orang lain, keluarkan semua daya dan upaya untuk mencapai target.

Cinta tapi tidak takut melukai

Point terakhir dari saya adalah bahwa Jokowi benar-benar mencintai negeri ini dan mencintai rakyat ini. Namun, mereka tak segan-segan bersinggungan dengan "penjahat-penjahat" negeri yang berkedok melayani rakyat padahal ujung-ujungnya menggelembungkan kantongnya sendiri.

Cinta tapi tidak takut melukai adalah pemahaman cinta yang sebenar-benarnya. Jokowi sadar bahwa mereka tidak dapat menyenangkan semua orang. Kepentingan negara, rakyat, dan konstitusi menjadi pijakan mereka mengamalkan cintanya sekalipun mesti melukai orang-orang yang berseberangan.

Tak ada kata "ah, ngak enak, dia kan teman gua, nanti kalau gua singgung, dikira bukan pemimpin yang penuh cinta". Jokowi dalam hal ini memiliki pemimpin yang didamba di negeri ini. (Selasa, 21 Desember 2021)

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya