Pilihan Kamis, 31 Maret 2022 | 17:03

Mengenal Metode Hisab dan Rukyat untuk Tentukan 1 Ramadan

Lihat Foto Mengenal Metode Hisab dan Rukyat untuk Tentukan 1 Ramadan Petugas menggunakan teropong untuk memantau hilal awal Ramadhan di Pantai Kuta, Bali, Selasa, 11 Mei 2021. (foto: Antara)

Jakarta - Umat muslim di seluruh dunia saat ini sedang menunggu pengumuman kapan mereka bisa mulai melaksanakan ibadah puasa. Bulan puasa atau yang biasa disebut bulan Ramadan diperkirakan akan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.

Untuk menentukan awal berpuasa yang dalam penanggalan Islam, jatuh pada tanggal 1 Ramadan 1443 H bisa menggunakan dua metode mutakhir. Keduanya berpedoman pada hadits Rasulullah yang menjelaskan mengenai tata cara menentukan masuknya awal bulan dalam kalender Hijriah.

Kedua metode tersebut, yaitu;

1. Metode Hisab

Metode ini menggunakan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. Ilmu astronomi dalam kajian agama Islam sangat besar pengaruhnya terhadap laboratorium keilmuan manusia, seperti perhitungan terhadap matahari yang digunakan sebagai patokan untuk menentukan masuknya waktu salat, dan waktu untuk menentukan berpuasa. Sedangkan perhitungan terhadap posisi bulan, dilakukan untuk menentukan periode masuknya bulan baru dalam kalender Hijriah.

2. Metode Rukyat

Metode ini bekerja dengan cara mengamati penampakan bulan sabit yang menjadi penanda dimulainya bulan baru dalam kalender Hijriah setelah terjadinya Ijtima (konjungsi).

Metode Rukyat bisa dilakukan dengan mengamati hilal matahari yang terbenam di ufuk barat. Apabila hilal terlihat saat waktu Maghrib di suatu tempat, maka tandanya tempat tersebut telah memasuki bulan Ramadan.

Pemerintah Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang Isbat untuk menetapkan 1 Ramadan 1443 H atau awal puasa Ramadan pada Jumat, 1 April 2022. 

Marhaban ya Ramadan. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya