Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin Merah Putih diproyeksikan selain sebagai booster dan vaksin anak, juga sebagai vaksin donasi internasional.
Menkes mengharapkan vaksin Merah Putih dapat menembus negara dengan populasi agama Islam
"Presiden Jokowi bersedia menggunakan ini sebagai vaksin donasi dari Republik Indonesia khususnya sebagai ketua G20 ke negara-negara lain yang membutuhkan," kata Menkes dikutip Opsi, Kamis, 10 Februari 2022.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Menkes menegaskan setelah proses uji klinik, vaksin Merah Putih harus sesegera mungkin menempuh proses registrasi skala global.
"Sebelum diedarkan secara internasional, vaksin Merah Putih harus terlebih dahulu melakukan proses registrasi di World Health Organization (WHO), dan mendapatkan listing internasional," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Dikutip dalam laman resmi Kemenkes, perjalanan panjang vaksin Merah Putih dimulai dari proses "animal trial" pada awal hingga pertengahan 2021. Selanjutnya, proses uji pra-klinik macaca (monyet) komorbid dan dewasa tua pada Juli dan Agustus 2021.
Uji pra-klinik macaca dewasa, muda, dan remaja pada September 2021. Uji pra-klinik macaca anak dan bunting pada Oktober 2021. Selanjutnya, pada November 2021 bertepatan dengan Dies Natalis Universitas Airlangga, Rektor Prof Dr. Moh. Nasih menyerahkan bibit vaksin Merah Putih kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia untuk proses penyelesaian vaksin Merah Putih.
Saat ini vaksin Merah Putih mulai memasuki tahapan uji klinis fase pertama pada Rabu, 9 Februari 2022 dan telah mendapat fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). []