Pilihan Minggu, 04 Desember 2022 | 16:12

Ombus-ombus di Silangit Taput, Oleh-oleh yang Banyak Dipesan Pejabat

Lihat Foto Ombus-ombus di Silangit Taput, Oleh-oleh yang Banyak Dipesan Pejabat Ombus-ombus milik boru Siahaan. (Foto: Kemenparekraf)
Editor: Tigor Munte

Taput - Pagi itu di Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Senteria boru Siahaan seperti biasa beraktivitas.

Udara cukup sejuk. Suasana itu pun mendukung semangat Senteria mengukus penganan khas Batak yang dijajakan di tokonya, ombus-ombus

Dia merupakan pemilik kedai Ombus-Ombus No. 2. Ombus-ombus adalah kue tradisional khas Batak.

Bahannya terbuat dari tepung beras, kelapa parut, gula merah ataupun gula putih. 

Kelapa parut dicampurkan dengan gula merah ataupun gula putih dan kemudian menjadi isian kue yang kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus.

Selepas menuntaskan kukusannya, Senteria pun mulai melayani sejumlah pelanggan yang ingin membeli ombus-ombus buatannya.

Kue ini dijual dengan harga yang relatif murah, hanya Rp 3.000 saja per bungkusnya.

Kenapa namanya Ombus-ombus No. 2? Karena di Siborong-borong itu sudah banyak orang yang kasih nama ombus-ombus nomor 1. 

"Jadi supaya beda saya kasihlah nama Ombus-ombus No. 2," kata Senteria.

Setiap hari, dia bersama anak bungsu dan keluarganya bangun pagi untuk memasak ombus-ombus di dapur yang berada di belakang kedainya.

Baca juga: Spa Tradisional, dari Batangeh yang Merawat Organ Intim, Lulur Jawa hingga Oukup Batak

Mulai dari menumbuk beras hingga jadi tepung, mengaduk adonan, hingga mengukus.

"Berasnya tidak boleh beras sembarangan. Harus beras yang berkualitas, kalau saya pakai beras yang sri ramos yang paling bagus," katanya.

Baca juga: Mengenal Harbangan di Kampung Batak Zaman Dulu

Opung Senteria menceritakan dirinya meneruskan usaha orang tuanya yang juga berjualan ombus-ombus sejak tahun 1955. 

Meski sempat merantau ke Jakarta, namun akhirnya Opung Senteria memilih untuk pulang ke Siborong-borong dan meneruskan usaha yang sudah dirintis kedua orang tuanya.

"Sekitar tahun 1992, saya kembali dari Jakarta ke Silangit ini dan saya kepikiran untuk membuka usaha. Awalnya saya coba jualan kelontong, tapi kok kurang cocok rasanya, akhirnya saya putuskan untuk berdagang ombus-ombus," ungkapnya.

Sebelumnya, Senteria menjajakan ombus-ombus di Kota Siborong-borong. Namun, sekitar tahun 2015, ia pun pindah ke Simpang Muara di kawasan Silangit.

Lokasi yang hanya berjarak 1,8 kilometer dari Bandara Silangit ini tentu menjadi keunggulan tersendiri bagi usaha yang dijalankan oleh Senteria dan keluarganya. 

Mengingat banyak wisatawan dan warga setempat yang mampir untuk membawa kudapan ini ke Jakarta maupun dibeli dalam jumlah banyak untuk disantap bersama keluarga.

"Banyak pejabat yang minta sama aku, katanya mereka ingin bawa ombus-ombus untuk oleh-oleh di Jakarta. Makanya kami akhirnya pindah ke sini," ujar dia.

Opung Senteria mengungkapkan sebelum pandemi Covid-19, dia bisa menjual 400-800 buah ombus-ombus setiap hari. Namun, angka tersebut menurun drastis akibat pandemi Covid-19.

"Meskipun demikian, kami tetap mencoba bertahan dan menjaga kualitas produk. Puji Tuhan, rezeki yang kami peroleh tetap mencukupi di masa pandemi ini," ungkapnya. [Kemenparekraf]

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya