Jakarta - Ijazah S1 Presiden Jokowi yang dikeluarkan Universitas Gadjah Mada (UGM) Tahun 1985 sempat dipersoalkan sejumlah pihak, termasuk diungkap secara berulang di media sosial. Ijazah Jokowi dituduh palsu.
Seorang dokter yang juga aktif di media sosial, namanya Dokter Tifa dengan akun @DokterTifa, paling kencang mencuitkan soal dugaan ijazah palsu S1 Jokowi.
Rektor UGM Ova Emilia pun bereaksi. Menggelar konferensi pers pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Ova menegaskan ijazah Jokowi yang diterbitkan UGM pada 1985 adalah asli. Jokowi adalah benar mahasiswa Fakultas Kehutanan masuk tahun 1980.
Selain pihak kampus UGM, lawan politik Jokowi pun angkat bicara. Namanya adalah Naniek Sudaryati Deyang.
Naniek adalah eks Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 lalu.
Naniek sampai saat ini masih terus mengkritisi pemerintahan Jokowi. Tapi sesungguhnya dia adalah eks sahabat baik Jokowi.
Naniek merupakan salah satu personal yang ikut membantu Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Mereka pisah haluan saat Pilpres 2014 dan 2019.
Baca juga:
Dokter Tifa yang Terus dengan Cuitan soal Dugaan Ijazah Palsu Jokowi
Lalu apa tanggapan Naniek soal ijazah Jokowi yang disebut-sebut palsu? Dikutip dari laman Facebook dengan akun https://web.facebook.com/nanik.sudaryati.735, Naneik mengungkap segalanya.
"Teman -teman kadang kebencian yang bertubi-tubi kalau kita gak bisa mengendalikan, membuat kita gak bisa berpikir konstruktif dan cenderung gampang terprovokasi untuk terus mencari sisi jelek seseorang.
Saya adalah salah satu orang yang ikut mensukseskan Pak Jokowi menjadi Gubernur DKI. Kami bersahabat luar biasa baik. Namun jalan Tuhan membuat saya tidak mendukungnya saat beliau Nyapres.
Bertahun -tahun, saya menjadi manusia terhajar dan terbully habis. Semua sumpah serapah kata2 terkotor, fitnah , caci maki , saya terima dari pendukung Pak Jokowi. Bahkan teror paling berat dalam hidup pun menghujam dalam hidup saya ( maaf sy tdk bisa ceritakan berkait teror ini).
Lalu apakah saya demikian benci pada Pak Jokowi ?? Tidak! Saya belum pernah menyerang pribadi, fisik atau keluarga Pak Jokowi. Saya hanya mengkritisi kebijakannya. Mengapa? Karena kebijakan itulah yg membuat kita dan seluruh rakyat Indonesia bisa hidup lebih baik atau tambah hancur.
Saya mengenal sangat baik beliau, bahkan saya haqul yakin suara saya masih didengar . Mantan saya adalah teman seangkatan kuliah Pak Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM, dosen pembimbing saya Alm Prof Dr Suhardi yang juga pernah menjabat Dekan Fakultas Kehutanan dan Ketum Gerindra, itu juga dosennya Pak Jokowi. Lalu apakah nalar waras saya harus ikut percaya bahwa ijazah Pak Jokowi di UGM palsu, hanya karena dua kali orang yg saya dukung kalah???
Saya kecewa , siapa yg tidak kecewa bila jagoan yang kita dukung kalah, tapi apakah saya harus ikut gak waras terhadap realita yg saya lihat dan tahu dengan pasti?
Mengapa saya bicara ini, karena baru saja saya ditanya orang2 yang tetap ngotot bahwa ijazah Pak Jokowi palsu. Saya sampaikan pisahkan ketidaksukaan dengan kebenaran. Kita boleh tidak suka pada seseorang, tapi kita tidak boleh membelokkan kebenaran.
Saya tidak membela Pak Jokowi, saya hanya berdiri pada kebenaran dalam hal ijazah. Soal sikap mengkritisi kebijakan pemerintahan Pak Jokowi akan tetap saya lakukan, selama rakyat makin susah dan keadaan makin kacau balau". []