Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Hinca Pandjaitan merespons peristiwa ambruknya pier (pilar) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), hingga menimpa ekskavator. Sontak kejadian tersebut menjadi bahan perbincangan warganet.

Menurut Hinca, beberapa tahun lalu Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat lakukan penghentian sementara pengerjaan proyek konstruksi oleh Kementerian PUPR.

"Presiden ingin lakukan evaluasi metode kerja dan prosedur keselamatan, konon begitu," kata politisi Partai Demokrat itu dikutip dari akun Twitter @hincapandjaitan, Kamis, 9 Desember 2021.

Namun, lanjut Hinca, hanya berselang beberapa tahun saja peristiwa pilar ambruk ini terjadi.

"Tampak tidak ada pembelajaran. Ruwet," ujar dia.

Hinca pun menerangkan, pihak yang seharusnya bertanggung jawab terkait robohnya pilar KCJB, yakni sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf c UU Jasa Konstruksi. Dia pun mengunggah UU tersebut agar dapat diketahui semua pihak.

Menurutnya, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung tergolong tidak masuk di akal semenjak ada pembengkakan anggaran, malah belakangan pembangunannya justru menggunakan APBN.

Kegaduhan soal anggaran belum selesai, malah menimbulkan problematika baru di ranah keselamatan kerja Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut. Hinca pun meminta Presiden Jokowi memerhatikan serius hal ini.

"Selain KCJB ini sudah irasional sejak adanya pembengkakan anggaran, kini soal keselamatan kerja juga menjadi masalah baru. Pak Presiden, seriuskah?" kata Hinca.

Sementara, mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu mengkritisi, harus ada pihak yang bertanggung jawab terkait ambruknya pilar kerata cepat.

"Harus ada yang bertanggungjawab," kicaunya menggunakan akun Twitter pribadinya.

Seperti diketahui, sebuah video kecelakaan kerja saat pembongkaran pier (pilar) di proyek KCJB viral di media sosial sejak Rabu malam, 8 Desember 2021. Dalam video tersebut terlihat, kecelakaan terjadi saat pier KCJB itu diangkat oleh eskavator lalu jatuh dan menimpa alat berat tersebut. []