Jakarta - Pengurus Pusat Bakti Nuswantara kembali melaksanakan kegiatan sosial dengan mengunjungi Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih, pada Senin, 21 Februari 2022.
Panti milik Pemprov DKI Jakarta ini, berada di Jalan Peta Utara Nomor 29A Pegadungan, Jakarta Barat. Barang bantuan yang dibawa antara lain makanan, minuman, dan pakaian layak pakai.
Kegiatan ini merupakan program sosial yang diinisiasi Ibu Mince Phieter yang merupakan Bendahara Umum Bakti Nuswantara.
Program sosial organisasi menyasar kelompok masyarakat yang termarjinalkan, khususnya dalam masa-masa pandemi ini. Salah satunya adalah kelompok difabel yang dibina si Panti Sosial tersebut.
Pak Tumiran salah satu staf di panti mengatakan bahwa sesuai SOP WBS (warga binaan sosial) panti mulai usia sekolah sampai usia 35 tahun.
"Namun karena kebanyakan dari mereka tidak memiliki keluarga, jadi kadang ada yang sampai 40 tahun bahkan jika tidak dijemput keluarga, akan diurusi sampai Tuhan menjemput," kata Tumiran, dikutip Opsi pada Rabu 23, Februari 2022.
Selain aktivitas di dalam panti yaitu kegiatan keterampilan yang mendatangkan instruktur (tahun anggaran 2022), mereka juga menjadi peserta didik di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 10. Ada sebelas anak yang diprogramkan di SLBN tersebut.
Aktivitas keterampilan antara lain membuat keset, pernak-pernik, dan juga ada aktivitas olahraga di lapangan setiap hari Senin dan Jumat.
Menurut Pak Tumiran, aktivitas kelas antara lain calistung (baca tulis hitung).
"Namun karena mereka memiliki keterbatasan intelektual jadi yang bisa diajar tidak banyak, jadi kesehariannya seperti itu," tuturnya.
Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih. (Foto: Istimewa)
Panti ini selain untuk WBS tuna grahita, kata Pak Tumiranm, ada juga yang ganda atau ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) atau RM (retardasi mental). Untuk proses penyembuhan panti memberikan fasilitas terapi.
"Mereka ada psikolognya juga, ada terapi motorik dan terapi wicara. Namun karena masa pandemi jadi aktivitas psikolognya agak berkurang," katanya.
Panti telah beroperasi sejak tahun 1997. Sebelum masuk ke Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih, mereka (WBS) ditampung sementara di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya atau di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Cipayung.
"Di kedua tempat itu mereka di asesmen dan diidentifikasi, setelah ditemukan identifikasi tuna grahita/ganda maka akan dirujuk ke sini. Jadi kita tidak menerima jika ada keluarga yang langsung mau memasukkan ke sini, harus pakai protapnya," ujar Pak Tumiran lagi.
Masyarakat masih banyak yang belum tahu tentang tuna grahita, sehingga kadang penanganannya tidak tepat.
Bakti Nuswantara dalam hal ini, akan juga memberikan sosialisasi dan edukasi khususnya untuk disabilitas tuna grahita bekerja sama dengan Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih.
Rhea Arella salah seorang aktivis Bakti Nuswantara mengatakan bahwa mereka kelompok termarjinalkan sangat perlu untuk kita perhatikan.
"Kondisi mereka yang tidak mampu bersosialisasi dengan keluarga maupun masyarakat menjadi tantangan tersendiri bagi pihak panti atau kita secara umum," kata Rhea.
"Selain kebutuhan primer dan sekunder, makan minum dan lain-lain, mereka juga memiliki kebutuhan akan kasih sayang orang tua, kebutuhan pengembangan pengetahuan, bahkan sampai kebutuhan seksualitas," tuturnya.
Dalam program Bakti Nuswantara aktivitas sosial visitasi ke panti atau kelompok rentan menjadi salah satu prioritas.
Sesuai komitmennya untuk memperjuangkan Pancasila sebagai pijakan nilai-nilai luhur di segala aspek kehidupan karena Pancasila ada untuk membangun transendensi dengan Tuhan dan memperkuat empati sesama manusia.
Pengurus Bakti Nuswantara yang hadir di lokasi antara lain: Bpk Kharles Simanjuntak, Ibu Astri Litha, Ibu Mince Phieter, Ibu Juliani Malik, Ibu Rhea, dan Bpk Teddy Lingga.
Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih, memiliki motto "Melayani Dengan Sepenuh Hati" dan Visi: Terwujudnya Kemandirian dan Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Intelektual (Grahita/Ganda) dalam kehidupan yang normatif.
Visi tersebut diturunkan dalam beberapa misi, antara lain:
- Melakukan pendekatan awal melalui orientasi dan konsultasi, identifikasi, motivasi, dan seleksi.
- Melakukan penerimaan melalui registrasi, asesmen, dan penempatan di dalam panti.
- Memberikan pelayanan, perawatan, dan pendidikan meliputi permakanan, peningkatan gizi, konseling dan pemantauan perkembangan psikologi, perawatan kesehatan, kebersihan dan terapi serta bimbingan dan keterampilan.
- Melakukan penyaluran kembali pada keluarga dan melakukan rujukan pada instansi terkait. []