News Kamis, 09 Juni 2022 | 15:06

Prihatin Penipuan Berkedok Investasi, DPR Dorong Industri Keuangan Tingkatkan Literasi

Lihat Foto Prihatin Penipuan Berkedok Investasi, DPR Dorong Industri Keuangan Tingkatkan Literasi Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati. (Foto:Istimewa)

Jakarta - Animo masyarakat berinvestasi di pasar modal mengalami pertumbuhan secara progresif. Diketahui, sepanjang tahun 2021 lonjakan tersebut mencapai angka 7,5 juta atau mengalami kenaikan 93 persen dibandingkan dengan tahun 2020.

Kendati demikian, Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati mengatakan tren positif pertumbuhan minat investasi di pasar modal itu juga harus didukung dengan pengayaan literasi secara berkelanjutan, mengingat belakang tidak sedikit yang terjerat investasi bodong ataupun penipuan.

"Tentunya pertumbuhan minat investasi ini menjadi hal yang positif, namun demikian, stakeholder industri keuangan baik lembaga pemerintah maupun swasta, termasuk di dalamnya ada perbankan, regulator, sekuritas, manajer investasi dan penyedia jasa keuangan lainnya harus terlibat aktif melakukan edukasi pada masyarakat. Karena kita prihatin, belakangan banyak terungkap berbagai penipuan berkedok investasi," kata Anis mengutip keterangannya di Jakarta, Kamis, 9 Juni 2022.

Apa lagi, lanjutnya, diketahui angka pertumbuhan minat investasi di pasar modal tersebut didominasi oleh kalangan anak muda yakni rentan usia 18-40 tahun, yang nota bene pada umumnya masih membutuhkan pengalaman dan jam terbang.

"Bagus, anak muda sudah berpikir investasi. Tapi kalau tiba-tiba terjerat investasi bodong, itu yang perlu kita mitigasi," ujar Anggota DPR dari Fraksi PKS tersebut.

Karenanya, tegas Anis, stakeholder industri keuangan bertanggung jawab sekaligus berkepentingan untuk menjaga kepercayaan dan kondusifitas di sektor keuangan.

Terlebih, tambahannya, pemerintah juga tengah mendorong perkembangan market ekonomi syariah, sehingga hal ini juga perlu menjaga kondusifitas pasar dan keyakinan publik.

"Kalau marak penipuan, tentu tidak kondusif dan muncul ketidakpercayaan bagi publik. Hal ini bukan hanya berimbas buruk pada pasar modal, namun upaya pemerintah mendorong market ekonomi syariah juga terganggu. Karenanya perlu edukasi dan literasi sebagai langkah mitigasi," ucap Anis Byarwati.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya