Pilihan Rabu, 29 Juni 2022 | 13:06

Profil 10 Penulis yang Terpilih Sebagai Pembicara di Festival Literasi Balige 2022

Lihat Foto Profil 10 Penulis yang Terpilih Sebagai Pembicara di Festival Literasi Balige 2022 Taman DI Panjaitan, yang disebut sebagai Bundaran HI-nya Kota Balige, Kabupaten Toba, Sumatra Utara. (Foto: Facebook)
Editor: Tigor Munte

Medan - Festival Literasi Balige 2022 menetapkan 10 pengarang atau penulis untuk untuk hadir sebagai pembicara dalam kegiatan yang tengah berlangsung di Kabupaten Toba, Sumatra Utara.

Ke-10 penulis tersebut sebelumnya sudah mengirimkan karya buku masing-masing ke panitia Festival Literasi Balige. Mereka terpilih dari 60 penulis yang mengirimkan karya bukunya. 

Hal itu disampaikan Ita Siregar selaku penyelenggara Festival Literasi Balige 2022, Rabu, 29 Juni 2022.

Berikut profil mereka:

1. Deasy Tirayoh 

Deasy Tirayoh adalah seorang Penulis, Konten Kreator dan Pegiat Literasi. Deasy lulus dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. 

Deasy Tirayoh. (Foto: FLB)

Menulis skrip untuk acara Ngobrol Bareng Gus Miftah, Dai Spesial Indonesia, Asal Muasal, Bizz Update, Kejar Mimpi Show, Top Files, Speak After Lunch, Balada Orang Tangguh, dll. 

Cerpen-cerpennya terbit di P Minor, Tempo Media, dll. Deasy juga menulis skrip film, seperti Permata dari Indonesia (Kemendikbudristek), Mimpi dari Laut (TVRI), dll. 

Deasy mendapat beasiswa residensi penulis oleh Kemendikbud tahun 2019. Dia termasuk Penulis Gerakan Literasi Nasional tentang Buku Penulis Cerita Anak Tradisi Indonesia oleh Kemendikbud 2019, dan menjadi delegasi Indonesia dalam Majelis Sastra Asia Tenggara 2018. 

Deasy merupakan pemenang sayembara Cerita Kebudayaan Sulawesi Tenggara 2018, nominator sayembara Cerpen Tani 2018, termasuk dalam Gatra Kencana 2016, dan Emerging Writers di Ubud Writers & Readers Festival 2016, Emerging Writers di Makassar International Writers Festival 2015. 

Buku-bukunya yang telah dipublikasi adalah Kerang Memanggil Angin (Indonesia Tera), Titimangsa (Rumah Bunyi 2018), Benteng Terluas di Dunia (Kemendikbud), Kaghati Kolope (Kemendikbud), Hikayat Gunung Mekongga (Kemendikbud).

Dari Teluk Kao ke Negeri Raja-Raja (Ladang Pustaka Publishing), Luruh dalam Peradaban (Badan Arkeologi Sulawesi Selatan), Memetik Keberanian (iDeaksi Publishing), Pulang Melepas Dada (Basa-Basi Publishing).

Tat Tvam Asi (Bitread Publishing), dan banyak lagi. Ia pengurus Pusat Forum TBM 2020-2025, Pengurus Indonesian Writers Inc, Pengurus Persatuan Penulis ALINEA 2022, Pengelola Komunitas Rumah Andakara Sultra.

2. Esha Tegar Putra

Kelahiran Solok, Sumatera Barat pada 29 April 1985. Menamatkan sarjana di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Andalas dan magister di Departemen Susastra Universitas Indonesia. 

Esha Tegar Putra. (Foto: Dok FLB)

Esha menulis puisi, prosa, naskah drama, kritik seni serta ulasan seni budaya yang disiarkan di berbagai media massa dan jurnal. 

Buku puisinya yang sudah terbit adalah Pinangan Orang Ladang (2009), Dalam Lipatan Kain (2014), Sarinah (2016), dan Setelah Gelanggang Itu (2020).

3. Sihar Ramses Simatupang

Pria Batak kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1974. Pernah kuliah di Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Sam Ratulangi, Manado (1992-1993).

Sihar Ramses Simatupang. (Foto: FLB)

Menamatkan studi sebagai Sarjana Sastra di Fakultas Sastra Universitas Airlangga, Surabaya dan menyelesaikan studi di program Pascasarjana, Penciptaan dan Pengkajian Seni Urban dan Industri Budaya (2015-2018).

Bekerja di Jawa Pos Group (1997-2001), wartawan dan redaktur di Sinar Harapan (2001-2015), guru SMA Erudio School of Arts (2015-2017), Humas Komite Buku Nasional (2018), dosen di Universitas Multimedia Nusantara (2019-sekarang).

Pemimpin Redaksi di anjangsana.id (2020-sekarang) serta tergabung di Perkumpulan  Penulis Indonesia Alinea, Indonesian Writers, Inc. (IWI) dan Ikatan Wartawan Online (IWO).

Karyanya antara lain, kumpulan puisi Metafora Para Pendosa (Rumpun Jerami, 2004), kumpulan cerpen Narasi Seorang Pembunuh (Dewata Publishing, 2004), Kabar Burung Pecah di Jendela  (Tarebooks, 2020). 

Novelnya, Lorca – Memoar Penjahat tak Dikenal (Melibas, 2005), Bulan Lebam di Tepian Toba (Penerbit Kakilangit Kencana - Prenada Media Group 2009) meraih nominasi di Khatulistiwa Literary Award 2009, juga penghargaan dari penerbit Italia, Metropoli d’Asia), Misteri Lukisan Nabila (Penerbit Nuansa Cendekia, Bandung, 2013) dan Lorca Inocencio (2017). Sihar sedang menyelesaikan novelnya, Rumah Marsak.

4. Nestor Rico Tambunan 

Penulis dan jurnalis senior. Alumni Sekolah Tinggi Publisistik Jakarta, pernah menjadi redaktur beberapa majalah perempuan. 

Nestor Rico Tambunan. (Foto: Dok FLB)

Nestor menulis ratusan cerpen dan cerita bersambung, belasan novel dan buku psikologi populer, selain menulis puisi, puluhan skenario sinetron dan film terkenal, catatan perjalanan, biografi. 

Nestor juga penyunting beberapa buku termasuk buku Situriak Nauli, antologi puisi dua bahasa Batak–Indonesia, kumpulan puisi dan esai. 

Karya terakhirnya Longa (2022), sebuah novel dengan muatan konflik tradisi dan budaya Batak. Selain pemerhati budaya Batak, masalah lingkungan dan disabilitas menjadi kepeduliannya.

5. Saut Situmorang

Lahir di Tebing Tinggi, Sumatra Utara, tapi dibesarkan sebagai “anak kolong” di Kota Medan. 

Tinggal di Selandia Baru selama 11 tahun dan menyelesaikan pendidikan S1 Sastra Inggris di Victoria University of Wellington dan S2 Sastra Indonesia di University of Auckland. 

Saut Situmorang. (Foto: Dok FLB)

Saut mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di kedua almamaternya. Ia menulis puisi dan buku yang sudah terbit di antaranya Saut Kecil Bicara dengan Tuhan (2003), Catatan Subversif (2004), Otobiografi (2007), Les Mots Cette Souffrance (Collection du Banian, Paris, 2012).

Perahu Mabuk (2014 dan cetakan kedua 2017), Negeri Terluka (2020), dan Tongue In Your Ear (2020). 

Buku kumpulan esainya Politik Sastra (2009, 2018) dan Sastra dan Film (2022). Buku kumpulan cerpennya Kotbah Hari Minggu (2016 dan 2021). 

Saut menerjemahkan buku puisi Pablo Neruda berjudul Duapuluh Puisi Cinta dan Satu Nyanyian Putus Asa diterbitkan 2017. 

Saut salah seorang perintis Sastra Internet Indonesia (bersama komunitas Cybersastra awal tahun 2000-an), redaktur jurnal sastra bawah tanah boemipoetra, yang sudah dipublikasikan di Indonesia, Selandia Baru, Australia, Italia, Ceko, Prancis, Afrika Selatan. 

Saut diundang untuk membacakan puisinya antara lain oleh Dewan Kesenian Jakarta (2006) Aceh International Literary Festival (2009), Sepuluh Jam Temu Sastra Indonesia di Paris (Prancis 2012), What Is Poetry? (Zimbabwe 2013).

Poetry On The Road (Bremen 2013), Pesta Puisi 3 Kota (Bandung, Jogja, Denpasar, 2015) dan ASEAN Literary Festival 2015 di Jakarta. 

Menjadi salah seorang pembicara pada Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Jakarta. Bersama dua penyair Indonesia lain diundang baca puisi secara daring dalam acara Hari Puisi Dunia 21 Maret 2021 Unesco Poesia 21 yang diorganisir oleh Pusat Puisi Dunia Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dan Biennale Penyair Moskow di Rusia. 

saut menjadi kurator pada beberapa festival seni dan sastra di Tanah Air, terakhir di Festival Sastra Internasional Yogyakarta 2019. Beberapa puisinya telah pula dijadikan lagu dan komposisi musik. 

6. Dian Nangin

Lahir tahun 1991 di Berastagi, Kabupaten Karo. Cerpen pertamanya terbit di Harian Analisa Medan pada 20 Januari 2016, sejak itu ia menulis sampai sekarang. 

Dian Nangin. (Foto: Dok FLB)

Pada 2019, karyanya termasuk  dalam 11 cerpen terbaik pada sayembara yang diselenggarakan oleh Disparbud DKI dan Yayasan Hari Puisi. 

Cerpennya meraih juara 2 di Lomba Cerpen Tingkat Nasional yang diadakan oleh Tulis.Me. Cerita anak berjudul ‘Dua Rahasia’ adalah satu dari lima pemenang Sayembara Menulis Cerita Anak yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Sumatera Utara tahun 2020. 

Cerpen-cerpennya tersebar di banyak media. Ia telah menulis dalam beberapa buku antologi bersama. Buku kumpulan cerpen pertamanya ‘Mewariskan Lalat’ diterbitkan tahun 2021 oleh Obelia Publisher Medan.

7. Mariana Simanjuntak

Dosen Manajemen Rekayasa di Fakultas Teknologi Industri, dari Institut Teknologi Del sejak 2014 sampai sekarang. 

Mariana Simanjuntak. (Foto: Dok FLB)

Mariana mahasiswa S3 dalam bidang Ekonomi dan Bisnis di Universitas Diponegoro Semarang. Ia telah menulis 29 buku dengan tema-tema teknologi digital, strategi Marketing, Manajemen UMKM & Koperasi, Ekonomi & Bisnis, Manajemen Komunikasi & Organisasi, Pariwisata termasuk Desa Wisata, Potensi & Strategi dan Dampak Kunjungan Wisata. 

Mariana kini tinggal di Laguboti, Balige. 

8. Fitri Manalu

Lahir di Parittiga Jebus, Pulau Bangka, pada 23 Agustus 1979. Ia adalah ASN Penyuluh Hukum di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Wilayah Sumatera Utara. 

Fitri Manalu. (Foto: Dok FLB)

Fitri menggagas komunitas daring Rumah Pena Inspirasi Sahabat (Rumpies The Club) yang bernaung di bawah kompasiana.com pada tahun 2015. 

Ia meraih penghargaan “Best in Fiction” pada perhelatan Kompasiana Award pada tahun 2016. 

Fitri pernah menjadi narasumber pada pelatihan penulisan. Ia termasuk dalam pemenang 100 karya terpilih kategori cerpen Lomba “Nulis dari Rumah” yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI pada tahun 2020. 

Suka menulis sejak kecil. Ia telah mempublikasi ratusan cerpen dan tayang di puluhan media. Ia juga menulis puisi dan kini tinggal di Deli Serdang, Sumut.

9. Erlina Siahaan 

Penulis, Pengajar, dan Editor. Menulis novel A Mural for Rain (2020). Menulis novel Ilalang Saba untuk Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar (2020) dalam rangka pemilihan Duta Literasi Kota Pematangsiantar. 

Erlina Siahaan. (Foto: Dok FLB)

Menulis kumpulan cerpen berjudul Parade Semesta untuk Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar (2020) dalam rangka pemilihan Duta Literasi Kota Pematangsiantar. 

Sudah menulis antologi 42 buku. Ia mendirikan Komunitas Literasi Betamanurat. Editor di NAD Publishing, dll. Karya-karyanya dimuat di Bernas.Id, Harian Merapi, ngodop.com, Harian Sinar Indonesia Baru, Hetanews, Dekrit.id, betamanuratton.wordpress.id. 

Ia menulis dengan kontrak eksklusif di aplikasi Fizzo: Perempuan Pencari Surga, Penulis di Novelme (Last Affair). 

Mengadakan berbagai acara literasi di Kota Pematangsiantar, diskusi publik yang melibatkan PTPN IV, dan  Universitas Simalungun. 

Pernah menjadi pembicara di Festival Literasi Uniter di Jember dan menjadi salah satu pembicara pada acara Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 oleh Kominfo dengan tema: Bahaya Pornografi dan Pelecehan Seksual di Ruang Digital.

10. Abram Christopher Sinaga 

Lahir pada 23 Desember 1989 di Pematangsiantar, Sumatra Utara. Setelah menyelesaikan kuliah di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung pada tahun 2012, ia mendirikan Virtuosity Indonesia bersama rekan-rekannya.

Abram Christopher Sinaga. (Foto: Dok FLB) 

Film “Rembah Pribumi”  (2015) adalah film produksi pertama mereka, yang kemudian diekranisasi menjadi novel “Rembah Bijana” (2017). 

Pada 2017 ia kembali ke Siantar dan sejak 2019 bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara di bidang penataan ruang Dinas PUPR di Kota Tebing Tinggi. 

Novel pertamanya Bandiet-Bandiet van Siantar (2020) merupakan novel sejarah yang mengisahkan romantisme kota Siantar di masa kolonial.

"Para pembicara akan mengajar di kelas-kelas kreatif dan menjadi narasumber pada sesi-sesi diskusi selama Festival Literasi Balige 2022," terang Ita Siregar.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya