Pilihan Selasa, 14 Juni 2022 | 18:06

Renyahnya Original Soundtrack Film Ngeri Ngeri Sedap Racikan Viky Sianipar

Lihat Foto Renyahnya Original Soundtrack Film Ngeri Ngeri Sedap Racikan Viky Sianipar Viky Sianipar. (Foto: Facebook)
Editor: Tigor Munte

Medan - Fim Ngeri Ngeri Sedap terus melejit jumlah penontonnya sejak tayang perdana pada 2 Juni 2022 lalu.

Hingga Minggu, 12 Juni 2022 malam, jumlah penonton film besutan Bene Dionysius Rajagukguk tersebut sudah menyentuh angka 1 juta. 

Film ini terus mendapat respons positif terutama keluarga Batak yang ada di Tanah Air. 

Karena memang latar belakang film ini mengangkat tema tentang kehidupan orang dan budaya Batak.

Konon film ini mengambil lokasi syuting di sejumlah destinasi Kawasan Danau Toba, seperti Bukit Holbung yang berada di Kabupaten Samosir, Sumatra Utara.

Selain tema film yang familiar, lokasi syuting yang indah dan mengena dengan tema, ternyata soundtrack film ini juga renyah untuk dinikmati telinga.

Lagunya enak dan liriknya pun nyambung dengan tema film, tentang kampung halaman yang merindukan para anak-anaknya dari perantauan.

Original soundtrack (OST) film Ngeri Ngeri Sedap memang digarap sosok pemusik handal Tanah Air yang juga orang Batak, Viky Sianipar.

Jadilah musiknya renyah, perpaduan musik modern dan musikalitas lokal yang memang kental menjadi warna Viky selama ini.

Lagunya adalah Huta Namartuai, dalam bahasa Indonesia berarti Kampung yang Diberkati.

Viky yang menggarap OST ini pun mempercayakan vokalisnya kepada Ogar Nababan. Bisa ditonton di chanel YouTube Viky Sianipar.

Lagu ini bercerita tentang kembalinya seorang pria perantau ke kampung halaman di pinggiran Danau Toba.

Begitu dia tiba di kampungnya, betapa dia merindukan suasana di masa kecil dan remajanya. 

Baca juga:

Film Ngeri Ngeri Sedap Tembus 1 Juta Penonton Usai Dipuji Luhut Binsar Pandjaitan

Bermain di bawah bulan purnama, bernyanyi bersama teman sebaya sambil memetik gitar di kampung yang diberkati.

Selengkapnya lirik dan terjemahan Huta Namartuai:

Di parbinsar mataniari

(di saat terbit matahari)

Hehe au sian podomanki

(aku bangkit dari ranjang)

Mangullus ma alogo

(angin berhembus)

Da sian dolok i tung hohom rohakku

(dari perbukitan perasaanku begitu tenang)

Huida dakdanak i

(kulihat anak-anak)

Mardalan tu sikkola i

(melangkah ke sekolah)

Huingot tikki na ujui

(aku teringat di masa lalu)

Diparborhat au tu parjalanganki

(saat aku diberangkatkan ke perantauan)

Di huta namartuai

(di kampung yang diberkati)

Tongtong lao tu si ma rohakki

(hatiku senantiasa tertuju ke sana)

Na di topi taoi

(di tepi danau itulah) 

Siingotonki uju haetehon ki

(tersimpan kenangan manis masa kecilku) 

Di tikki borngini

(pada saat malam hari)

Poltak ma bulan tula i

(muncullah bulan purnama)

Marmeam-meam ma akka dakdanak i

(anak-anak riang gembira)

Marende ma au disi rap dohot donganki

(aku pun ikut bernyanyi bersama kawan-kawan sebaya)

Di huta namartuai

(kampung yang diberkati)

Tongtong lao tu si ma rohakki

(hatiku senantiasa tertuju ke sana)

Na di topi taoi

(di tepi danau itulah)

Siingotonki uju haetehon ki

(tersimpan kenangan manis masa kecilku)

Di huta namartuai

(kampung yang diberkati)

Tongtong lao tu si ma rohakki

(hatiku senantiasa tertuju ke sana)

Na di topi taoi

(di tepi danau itulah)

Siingotonki uju haetehon ki

(tersimpan kenangan manis masa kecilku)

Di huta namartuai

(kampung yang diberkati)

Tongtong lao tu si ma rohakki

(hatiku senantiasa tertuju ke sana)

Na di topi taoi

(di tepi danau itulah)

Siingotonki uju haetehon ki

(tersimpan kenangan manis masa kecilku). []



Berita Terkait

Berita terbaru lainnya