Pilihan Jum'at, 17 Desember 2021 | 14:12

Sejarah Terciptanya Lagu Natal Silent Night

Lihat Foto Sejarah Terciptanya Lagu Natal Silent Night Partitur asli lagu Silent Night (Foto: Istimewa)
Editor: Fetra Tumanggor

Bagi umat Kristiani, lagu Silent Night atau Malam Kudus merupakan lagu wajib yang pasti dinyanyikan setiap malam Natal. Namun tahukah Anda kapan lagu ini diciptakan dan siapa penciptanya?

Lirik lagu ini ditulis oleh Joseph Mohr, seorang pastor di  paroki St. Nicholas  di Oberndorf, sebuah desa kecil di Sungai Salzach, sekitar 20 kilometer di utara Salzburg, Jerman. 

Ceritanya, pada suatu senja beberapa hari sebelum malam Natal, Mohr mendapat panggilan untuk memberkati seorang bayi yang baru lahir, anak dari seorang anggota gerejanya. Selesai memberkati anak itu, Mohr pulang menembus salju. Dia dibuat kagum dengan keindahan malam penuh bintang. Dia teringat dengan bayi yang baru saja dia berkati. Dia lalu berpikir tentang seorang bayi suci yang lahir dalam keheningan, di malam yang penuh kedamaian. 

Saat sampai di kediamannya, Pastor Joseph Mohr menuangkan keindahan dan kedamaian malam yang baru dilihatnya dalam sebuah puisi. 

Dua tahun kemudian, tepatnya pada 23 Desember 1818, sekelompok aktor  tiba di Oberndorf. Mereka akan mengadakan pertunjukan mengisahkan kembali kelahiran Kristus di Gereja St. Nicholas.  Sayangnya, alat musik organ milik gereja St. Nicholas tidak berfungsi dan tidak dapat diperbaiki sebelum Natal.

Karena organ gereja tersebut tidak dapat dipakai, para aktor menyajikan drama Natal mereka di sebuah rumah pribadi. Bagian pertama pertunjukan Natal itu mengisahkan Matius dan Lukas. Sang pastor, Josef Mohr, yang tengah dalam mood ingin bermeditasi memilih berjalan-jalan sebelum menuju rumah.

Meditasi ini membawanya ke atas bukit yang menghadap ke desa. Dari puncak bukit itu, Mohr memandang desa yang tertutup salju yang begitu damai. Sambil menikmati keheningan malam musim dingin, Mohr menatap ke sebuah kartu Natal. Ia yang tengah memikirkan pertunjukan Natal tiba-tiba teringat sebuah puisi yang pernah ia tulis dua tahun sebelumnya. Puisi itu adalah tentang malam ketika para malaikat mengumumkan kelahiran Mesias yang ditunggu-tunggu bagi para gembala di lereng bukit.

Mohr menganggap kata-kata itu bisa menjadi pujian yang baik untuk pertunjukan pada malam Natal. Sayangnya, dia tidak memiliki alat musik yang bisa dibawakan bersama puisi itu. Keesokan harinya Mohr pergi untuk menemui pemain organ gereja, Franz Xaver Gruber. Gruber hanya memiliki waktu beberapa jam untuk menghasilkan melodi yang bisa dimainkan dengan gitar. Akhirnya, Gruber berhasil menyusun notasi musik untuk puisi itu.

Pada malam Natal, jemaat kecil Oberndorf mendengar Gruber dan Mohr menyanyikan lagu baru mereka dengan iringan gitar Gruber.

Beberapa minggu kemudian, ahli organ terkenal Karl Mauracher tiba di Oberndorf untuk memperbaiki organ di gereja St. Nicholas. Ketika Mauracher selesai, dia mempersilahkan Gruber mencoba alat musik tersebut. Ketika Gruber duduk, jari-jarinya mulai memainkan melodi sederhana yang ditulisnya untuk puisi Natal Mohr.

Karena terkesan dengan lagu tersebut, Mauracher meminta salinan musik tersebut dan menulis judul Stille Nacht dalam bahasa Jerman (Silent Night) untuk dibawa kembali ke desanya di Kapfing. Di sana, dua keluarga penyanyi terkenal, Rainers and the Strassers mendengarnya. Terpikat oleh lagu "Silent Night," mereka memasukkan lagu baru tersebut ke dalam repertoar musim Natal mereka.

Suster-suster Strasser kemudian menyebarkan lagu ini di Eropa utara. Pada tahun 1834, mereka menyanyikan lagu Silent Night untuk Raja Frederick William IV dari Prussia, dan dia kemudian sang raja memerintahkan paduan suara katedralnya untuk menyanyikannya setiap malam Natal.

Rainers membawakan lagu itu ke Amerika Serikat, dan menyanyikannya dalam bahasa Jerman di Alexander Hamilton Monument yang terletak di luar Gereja Trinity New York City.

Pada 1863, hampir 50 tahun setelah dinyanyikan pertama kali dalam bahasa Jerman, Silent Night kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh John Freeman Young. Delapan tahun kemudian, versi bahasa Inggris itu dicetak dalam Hymnal Sekolah Minggu Charles Hutchins.

Hingga hari ini, lagu Silent Night sudah bergema di lebih dari 300 bahasa yang berbeda di seluruh dunia, termasuk Malam Kudus yang sering kita dengar setiap Natal.

Pada tahun 2011 UNESCO memasukan lagu Silent Night ini ke daftar Warisan Budaya Tak-Benda. 

Silent night! holy night!
All is calm, all is bright
round yon virgin mother and child,
Holy infant so tender and mild,
sleep in heavenly peace!

Silent night! holy night!
Shepherds quake at the sight;
glories stream from heaven afar,
heavenly hosts sing Alleluia,
Christ, the Saviour, is born!

Silent night! holy night!
Son of God, love`s pure light
radiant beams from thy holy face,
with the dawn of redeeming grace,
Jesus, Lord at they birth. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya