News Kamis, 05 Mei 2022 | 18:05

Silaturahmi Strategis Prabowo Subianto dengan Khofifah Menuju Pilpres 2024

Lihat Foto Silaturahmi Strategis Prabowo Subianto dengan Khofifah Menuju Pilpres 2024 Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.(Foto:Opsi/Instagram @khofifah.ip)

Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menilai silaturahim Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa adalah strategis untuk 2024.

"Silaturahim ini jelas strategis untuk Pemilihan Umum 2024," kata Surokim dari Surabaya, seperti mengutip ANTARA, Kamis, 5 Mei 2022.

Dia berpandangan, Khofifah dianggap sebagai tokoh penting dan berpengalaman dalam kontestasi nasional dan potensial untuk digandeng pada pemilihan presiden dua tahun mendatang.

"Apalagi melihat urutan silaturahim Prabowo saat Lebaran ini yang menjadikan Khofifah menjadi prioritas," ujarnya.

Diketahui, Lebaran hari pertama Prabowo berkunjung dan bersilaturahim ke Presiden Joko Widodo, lalu dilanjutkan ke Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Pada Lebaran hari kedua, tepatnya Selasa malam, 3 Mei 2022, Prabowo menuju Jawa Timur dan bersilaturahim ke Gubernur Khofifah, di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Kendati demikian, dia menilai kedatangan Prabowo ke Grahadi masih terlalu jauh jika dimaknai sebagai bentuk lamaran untuk kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Dia lebih melihat Prabowo yang juga Menteri Pertahanan RI itu lebih memanfaatkan momentum Lebaran kali ini sebagai waktu tepat membangun dan mencairkan komunikasi politik 2024.

"Semua bakal calon kandidat masih mencoba menjajaki semua kemungkinan-kemungkinan untuk mencairkan komunikasi dan menyamakan frekuensi terlebih dahulu," tuturnya.

Selain itu, momentum Lebaran kali ini juga menjadi strategis jika bisa dimaksimalkan untuk mencairkan kebekuan komunikasi para pihak, sekaligus membuka peluang-peluang koalisi politik baru.

"Ya, politik itu selalu dinamis dan segala kemungkinan bisa saja terjadi. Semua itu dimulai dari komunikasi politik yang cair. Saya pikir silaturahim ini sebagai ikhtiar mencairkan kebuntuan-kebuntuan politik yang bisa jadi berbeda selama ini," ujarnya.

Peneliti senior asal Surabaya Survei Centre (SSC) ini menyampaikan bahwa lembaga survei sudah ada yang melakukan simulasi secara berpasangan, dan Prabowo-Khofifah termasuk yang kompetitif.

"Tetapi biasanya undecided dan swing voters (suara mengambang) masih tinggi atau di atas 20 persen, sehingga sulit juga mengatakan unggul tidaknya," ucap Surokim.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya