Daerah Selasa, 07 Februari 2023 | 15:02

Tuan Guru Batak Ahmad Sabban Rajagukguk: Jangan Dikotomikan Agama dan Adat

Lihat Foto Tuan Guru Batak Ahmad Sabban Rajagukguk: Jangan Dikotomikan Agama dan Adat TGB Ahmad Sabban el-Rahmaniy Rajagukguk MA aaat diskusi dengan Pastor Ivo Sinaga dan Rudolf V Saragih. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Simalungun - Tuan Guru Batak (TGB) Ahmad Sabban el-Rahmaniy Rajagukguk MA adalah pimpinan Pondok Persulukan Serambi Babussalam, Nagori Jawa Tongah, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.

Sosoknya dikenal luas. Selain ahli agama, dia juga memahami umpasa Batak yang bisa dijadikan sebagai filosofi dalam berinteraksi.

TGB dikunjungi oleh sahabatnya Pastor Ivo Sinaga dari Keuskupan Agung dan rombongan diantaranya Rudolf V Saragih, Albert Sinaga, dan Tagor Manik, Senin, 6 Februari 2023. 

Mereka berbicara tentang kebangsaan, kemajemukan, dan kebhinekaan. 

"Silaturahim yang bagaimana kita sama-sama merawat kebangsaan, salah satu bentuk dari dasar keyakinan selain agama adalah falsafah adat istiadat kita diantaranya kita ini  suku Batak dengan berbagai variannya," ujarnya.

Baca juga: Mengenal 5 Kain Ulos Khas Batak dan Makna Filosofinya

Dikatakannya, salah satu falsafah Batak yang harus dipegang sebagai perekat persaudaraan kebangsaan adalah yang selalu disampaikan oleh ayahandanya Syekh Abdurrahman Rajagukguk. 

"Unang songon mangga ni raja diparbuet buena, alai tarbulang bonana. Unang mago adat dibaen agama, alana ido patandahon hita pinompar ni raja Batak na marsahala," tuturnya.

"Jadi umpasa itu adalah jangan dikotomikan antara agama dan adat, agama dengan bangsa, agama dengan kemajemukan," terangnya.

TGB mengatakan, mudah-mudahan falsafah ini menjadi spirit dan dasar untuk terus menjaga  kemajemukan dalam meraih cita-cita untuk membangun bangsa dan negara. []  

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya