Jakarta - Untuk mengusut kasus tregedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Kapolri Jenderal Lystio Sigit Prabowo menerjunkan enam tim investigasi.
Keenam tim itu terdiri dari Bareskrim, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam), dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).
"Saya telah mengajak tim dari Mabes Polri, terdiri dari Bareskrim Polri, Propam, kemudian SPI Polri, Pusdokkes, Inafis, kemudian Puslabfor untuk melakukan langkah-langkah pendalaman terhadap investigasi yang kami lakukan," kata Listyo di Stadion Kanjuruhan, Minggu 2 Oktober 2022 malam.
Kata Listyo tim ini diturunkan untuk mencari faktor yang menyebabkan suporter saling berdesak-desakan hingga terinjak suporter lain saat keluar stadion.
Nantinya kata Listyo hasil investigasi ini akan menentukan siapa yang paling bertanggungjawab dan harus dihukum.
Tim dari Jakarta kata dia, akan mengecek seluruh CCTV dalam stadion, data pertandingan, mau pun petugas di lapangan.
"Yang jelas kami akan serius dan mengusut tuntas. Ke depan terkait proses penyelenggaraan, proses pengamanan, nanti akan kita diskusikan. Tentunya akan menjadi acuan dalam proses pengamanan liga," tuturnya.
Kata Listyo jumlah korban meninggal 125. Itu sekaligus merevisi data yang beredar yang mengatakan jumlah korban meninggal lebih dari 180 orang.
Diberitakan, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi usai Arema FC dikalah musuh bebuyutannya Persebaya Surabaya 2-3, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.
Tak terima timnya kalah, suporter Arema masuk ke lapangan. Untuk meredam situasi yang mulai kacau, polisi menghalau massa dengan menembakkan gas air mata.
Namun sayangnya, gas air mata tidak hanya ditembakkan ke arah suporter yang masuk ke lapangan, tapi justru ditembakkan ke arah penonton di tribun, hingga memicu kepanikan dan terjadila huru-hara yang membuat sebagian suporter terinjak. []