Medan - Sejauh ini belum ada perhatian pihak PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara, terhadap para korban semburan lumpur panas pada Minggu, 24 April 2022.
Hal itu diungkapkan Kepala Desa Sibanggor Julu, Awaluddin ketika dihubungi Opsi.id melalui telepon seluler pada Minggu sore sekitar pukul 16.30 WIB.
Dia menyebut, para korban sebanyak 21 orang berada di RSUD Panyabungan, Madina. Mereka dirawat setelah terkena semburan lumpur panas yang muncrat setinggi 30 meter dari lokasi pengeboran panas bumi milik PT SMGP.
"Mual-mual dan muntah setelah terkena semburan lumpur panas. Saat itu warga sedang bertani," kata Awaluddin.
Dirinya sendiri semula mendapat laporan warga, kejadian pada sekitar pukul 09.30 dan 10.00 WIB. Warga kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Baca juga:
Muncul Semburan Lumpur Panas Setinggi 30 Meter di Lokasi Pengeboran PT SMGP Madina
Awaluddin mengakui, selain ke-21 warga, ada seorang warga lainnya yang tak dibawa ke RSUD. Korban hanya dibawa ke klinik terdekat.
"Anak-anak dari si korban tak membolehkan dibawa ke rumah sakit. Dibawa ke klinik saja," katanya.
Tak lama setelah kejadian, aparat kepolisian turun ke lokasi pengeboran. "Ya, tadi sekitar jam 10-an polisi sudah turun ke lokasi," terangnya.
Dia juga menyebut, pasca kejadian pihak PT SMGP belum melakukan tindakan apapun di lokasi termasuk terhadap para korban yang dirawat di rumah sakit.
"Kami hanya berharap perusahaan segera menutup lokasi kejadian, agar tidak terulang lagi semburan lumpur panas," kata Awaluddin.
Kejadian ini menurutnya sudah berulang kali. Tahun lalu juga kejadian serupa, membuat sejumlah warga terpaksa dirawat di rumah sakit akibat semburan lumpur panas PT SMGP. []